"Ketika suara tawa anak-anak kembali terdengar di taman yang dulunya sunyi, kami tahu: sesuatu telah berubah."
Dalam konteks membangun karakter bangsa, pendidikan nilai-nilai patriotisme kerap kali diasosiasikan dengan kegiatan-kegiatan formal di institusi pendidikan. Padahal, pembentukan jiwa cinta tanah air bisa dimulai dari ruang-ruang publik yang dekat dengan kehidupan masyarakat, salah satunya adalah taman bermain anak-anak. Hal inilah yang melatarbelakangi salah satu program kerja (proker) mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (UNTAG Surabaya) yang tengah melaksanakan pengabdian masyarakat di Desa Jimbaran Kulon, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo. Bekerja sama dengan perangkat desa dan masyarakat setempat, tim pengabdian NR4 melakukan revitalisasi taman bermain anak-anak yang sebelumnya tampak terbengkalai, kurang aman, dan tidak menarik. Padahal, taman bermain adalah ruang tumbuh yang tidak hanya melatih motorik dan kreativitas anak, tetapi juga bisa menjadi tempat internalisasi nilai-nilai kebangsaan jika dikelola dengan baik.
Dengan semangat gotong royong dan partisipasi aktif warga, mahasiswa memperbaiki fasilitas taman, mengecat ulang wahana permainan, menanam tanaman hias, dan yang paling menarik menambahkan elemen edukatif berupa mural bertema kebangsaan. Mural tersebut seperti “Cinta Tanah Air Dimulai dari Hal Kecil” yang dapat menanamkan kesadaran berbangsa kepada anak-anak secara visual dan menyenangkan.
Taman bermain bukan hanya ruang hiburan, melainkan juga sarana edukatif dan sosial. Di sinilah anak-anak belajar bersosialisasi, menghormati perbedaan, dan menumbuhkan empati. Ketika nilai-nilai seperti toleransi, gotong royong, dan semangat kebangsaan disisipkan ke dalam aktivitas bermain, maka taman berubah menjadi ruang strategis untuk menanamkan nilai-nilai luhur yang menjadi fondasi bangsa. Dalam jangka panjang, keberadaan taman yang sehat dan edukatif akan membentuk generasi yang kuat, tangguh, dan beridentitas nasional.
Inisiatif ini sederhana, tetapi mengandung pesan besar. Bahwa patriotisme tidak selalu diajarkan di ruang kelas; ia juga bisa ditanamkan lewat pengalaman bermain dan interaksi sosial sejak usia dini. Anak-anak yang tumbuh dengan lingkungan yang menghargai nilai-nilai kebangsaan akan lebih mudah menginternalisasi rasa cinta terhadap negeri. Program revitalisasi taman ini juga sejalan dengan semangat pembangunan desa yang berkelanjutan: memperkuat infrastruktur sosial dan membangun sumber daya manusia dari level paling dasar. Di era globalisasi yang penuh tantangan, penting bagi masyarakat desa untuk memiliki benteng nilai dan identitas kebangsaan yang kokoh—dan itu bisa dimulai dari taman kecil di sudut kampung. Namun, keberhasilan program pengabdian semacam ini tidak cukup hanya mengandalkan peran mahasiswa. Diperlukan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah desa yang mampu menjaga keberlanjutan fasilitas, tokoh masyarakat yang menghidupkan nilai-nilai kebangsaan dalam kegiatan warga, hingga orang tua yang mendampingi anak-anak bermain dan belajar.
Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci agar revitalisasi tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga berdampak secara kultural dan psikologis dalam jangka panjang. Apa yang dilakukan oleh mahasiswa tim pengabdian NR4 ini adalah bukti bahwa pengabdian kepada masyarakat tidak harus selalu monumental. Justru melalui tindakan-tindakan kecil namun berdampak, mereka memperlihatkan bahwa kampus bukan menara gading, melainkan bagian dari ekosistem masyarakat yang memiliki tanggung jawab membangun bangsa dari akar rumput. Semoga revitalisasi taman bermain di Jimbaran Kulon ini bisa menjadi contoh nyata bahwa patriotisme tidak pernah lekang oleh waktu, dan bisa ditumbuhkan di mana saja—bahkan dari tawa dan langkah kecil anak-anak desa.
"Langkah kecil dari taman desa bisa menjadi awal dari bangsa yang lebih kuat. Bukankah cinta tanah air, pada akhirnya, bermula dari tempat yang paling dekat: lingkungan sekitar kita sendiri?"
Ditulis oleh :
Tim pengabdian NR4 mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI