"Yah... kok aku cuma kebagian ini?" keluhnya sambil melahap roti dalam dua gigitan dan meneguk susu dengan ekspresi nelangsa.
Siang harinya, penderitaan Alief semakin nyata. Perutnya mulai berbunyi nyaring seperti orkestra lapar. "Ibu... lapar..." rengeknya sambil memegangi perutnya.
Ibunya hanya tersenyum simpul. "Makanya, kalau dibangunin sahur jangan susah, Nak."
Di tengah godaan aroma makanan dari dapur tetangga dan suara teman-temannya yang asyik berbicara tentang makanan favorit mereka, Alief nyaris menyerah. Berulang kali ia ingin menyerah, tapi berkat dukungan orang tua dan teman-temannya, akhirnya ia berhasil menamatkan puasa pertamanya.
Saat azan Magrib berkumandang, Alief bersorak, "Yes! Akhirnya berbuka!" sambil menyeruput es teh manis dengan puas.
Sejak saat itu, Alief berjanji dalam hati: "Besok aku harus bangun sahur, apapun yang terjadi!"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI