Pendahuluan
Lembaga kajian Islam atau pusat studi Islam merupakan bagian krusial dalam tradisi intelektual Islam modern. Dalam berbagai perguruan tinggi dan institusi keagamaan di Indonesia dan dunia Islam, lembaga semacam ini memegang peran kunci dalam menjaga tradisi keilmuan Islam, mengembangkan pemikiran Islam, serta menjembatani antara teks klasik dan tantangan kontemporer. Artikel ini bermaksud menelusuri sejarah berdirinya pusat studi Islam, faktor-yang memotivasinya, dinamika pertumbuhan, serta tantangan yang dihadapi dalam kurun waktu modern kontemporer.
Awal Mula: Latar Historis dan Motivasi
Motivasi pembentukan pusat studi Islam bisa ditelusuri sejak abad ke-19 hingga awal abad ke-20, ketika umat Islam merespons kolonialisme, modernisasi, dan tantangan pendidikan Barat. Kebangkitan pemikiran Islam memunculkan kebutuhan terhadap lembaga-yang selain mengajarkan fiqih dan teologi, juga mengkaji sejarah Islam, budaya, sosiologi, politik Islam, serta pembaharuan pemikiran keislaman.
Salah satu motivasi adalah agar umat Islam tidak hanya menjadi objek perubahan zaman, tetapi pelaku aktif dalam renovasi pemikiran dan institusi. Buku Pengantar Studi Islam (Edisi Revisi) oleh Didiek Ahmad Supadie dan Sarjuni menggambarkan bagaimana kurikulum dan struktur akademik mulai menyesuaikan diri dengan konteks lokal dan global, membentuk pusat studi yang memiliki pendekatan interdisipliner. Â
Perkembangan Formal dan Institusional
Pada tahap selanjutnya, sekitar pertengahan abad ke-20, beberapa universitas Islam dan institut keislaman di Indonesia mulai mendirikan pusat kajian khusus. Contohnya, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dan Universitas Islam Negeri (UIN) mendirikan departemen atau unit pusat studi sejarah Islam, peradaban Islam, hukum Islam, antropologi Islam, dsb. Buku Membangun Pusat Keunggulan Studi Islam: Sejarah dan Profil Pimpinan IAIN Jakarta 1957-2002 oleh Badri Yatim memberikan gambaran bagaimana IAIN Jakarta bertransformasi dari sebuah institut menjadi lebih berorientasi pusat studi, dengan memperluas muatan akademik, penelitian, dan publikasi. Â
Di lingkungan akademik, buku Pengantar Metodologi Studi Peradaban Islam karya Rusydi Sulaiman menekankan pentingnya metodologi yang kuat, penggunaan sumber primer dan sekunder, serta pendekatan historis-kritis. Â Buku ini membantu menetapkan standar kajian di pusat studi Islam agar selain tekstual juga kontekstual dan reflektif.
Perluasan Kajian dan Diversifikasi Topik
Seiring dengan waktu, pusat studi Islam tidak lagi terbatas pada kajian klasik seperti fiqih, hadis, sirah, dan kalam. Topiktopik seperti gender, demokrasi, studi hukum kontemporer, hubungan Islam dengan budaya lokal, modernisme vs tradisi mulai mendapat perhatian.