Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Demam Citayam Fashion Week "Offside!"

29 Juli 2022   16:57 Diperbarui: 29 Juli 2022   17:15 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi kompas.com

Mulai dari ahli agama, ahli hukum, ahli tata negara, ahli ekonomi, ahli budaya, ahli sastra, ahli keamanan, ahli tata ruang. Bahkan masyarakat dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat kelas atas sampai masyarakat akar rumput ikut nimbrung fenomena Citayam fashion week yang ada di SCBD.

Keberadaan Citayam fashion week sudah di ulas dalam sudut pandang manapun, hingga terasa tak ada ruang lagi untuk di bahas lagi, lalu yang menjadi pertanyaan ada apa sebenarnya fenomena Citayam fashion week? Hingga masyarakat secara luas ikut membahasnya, saat kerja di kantor, saat di warung kopi, saat bersama Ibu arisan, saat bersama para petani, semua terasa ikut demam Citayam fashion week. Hingga lebih tepat bahasanya, Citayam fashion week dalam pemberitaan di berbagai media sudah offside.

Demam Citayam fashion week sudah offside keadaannya. Lalu kalau Citayam fashion week sudah begitu populer di telinga masyarakat luas, keuntungan apa yang di peroleh dari Citayam fashion week? Pertanyaan ini sudah banyak yang mengulas, mulai keuntungan dari segi finansial, dari segi popularitas, dari segi hiburan dan masih banyak lagi keuntungannya.

Lalu pertanyaan kembali menggelitik sebuah nalar, keberadaan Citayam fashion week adakah sisi negatifnya? Pertanyaan ini juga sudah di ulas berbagai diskusi dan artikel, tentunya dari sisi negatif tak lepas dari menambah kemacetan, menambah jumlah sampah, menambah jumlah anak yang berbusana tidak sesuai ciri ketimuran dan masih banyak lagi yang menjadi ulasan sisi negatifnya.

Lalu pertanyaan kembali muncul perlukah Citayam fashion week di patenkan? Permasalahan ini juga di jawab dalam beberapa artikel, tidak perlu dipatenkan, apalagi di monopoli dalam mematenkan, namun juga ada yang beranggapan mematenkan itu penting untuk menjaga kebaikan bersama. Pastinya permasalahan mematenkan Citayam fashion week sudah menjadi perbincangan hangat di berbagai media.

Lagi-lagi muncul pertanyaan apakah perlu regulasi yang mengatur keberadaan Citayam fashion week? Jawabannya ada yang mengatakan, tentunya sangat dibutuhkan sebagai penataan parade busana di suatu wilayah, agar tidak terjadi pembuangan sampah sembarangan, tidak terjadi kemacetan di jalan, tidak terjadi kerusuhan. Maka dari sinilah menimbang dari berbagai argumen tentang regulasi yang mengatur fashion week berdasarkan keterlibatan suatu wilayah, supaya anak-anak muda mampu terus berkreasi di dunia fashion, hingga akhirnya mendongkrak perkembangan UMKM yang telah lama lesu dikarenakan pandemi yang sudah dua tahun lebih mengahancurkan UMKM yang bergerak di bidang fashion. Namun bagi mereka yang mempunyai paradigma pemikiran tidak diperlukan regulasi keberadaan Citayam fashion week menganggap lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya.

Begitu banyak pemaparan dan argumen Citayam fashion week di berbagai media sosial, seiring dengan waktu merambah dunia nyata. Maka dapat dikatakan demam fashion week offside. Karena dalam kurun sepekan ini masyarakat terus dihebohkan fenomena Citayam fashion week. Bahkan demam Citayam fashion week yang mulanya ada di SCBD, sekarang berkembang ke daerah Surabaya, Surakarta, Malang, Madiun, Semarang, Yogyakarta, Bandung dan berbagai daerah lain.

Sejumlah manca negara, seperti negara Jepang juga ikut nimbrung viralnya demam Citayam fashion week yang ada di SCBD, tentunya fenomena Citayam fashion week seolah-olah offside yang awalnya dari anak muda yang melakukan parade hanya di suatu wilayah, ternyata berimplikasi ke berbagai wilayah lain.

Sekian artikel kecil yang lagi viral di berbagai media mainstream maupun di berbagai media sosial. Segala kebenaran hanya milik Dia Sang maha pemilik hati, aku hanya manusia yang mengikuti ketetapanNya, Dia sang maha penguasa semesta alam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun