Mohon tunggu...
Khoirul Mustofa
Khoirul Mustofa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa KPI

Menulis Akan Memperpanjang Umur kunjungi juga blog saya pribadi kita akan menjelajahi tata cara yang baik dalam berkomunikasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dimana Tujuan Hidup Kita Agar Bisa Bahagia?

2 Oktober 2020   16:18 Diperbarui: 8 Januari 2021   18:11 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akherat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (QS. Al-Ankabut [29] : 64)

Dalam kutipan ayat di atas, Manakala diri kita menyakini betul akan Sifat Allah Yang Maha Mengetahui, niscaya akan ada keyakinan yang teguh di dalam menyelami kehidupan di dunia ini. Allah SWT melalui wahyunya telah memberitahu kepada kita bahwa alam dunia, secara hakekat tidak bisa memenuhi fitrahnya manusia, sebagai makhluk pengejar kebahagiaan. 

Bagaimana pun banyaknya jumlah uang yang dimiliki seseorang, hingga semua keinginan bisa terpenuhi, hidup bak Maha Raja. Masih belum bisa dikatakan sudah benar-benar bahagia. Selama hidup di dunia ini,  tidak ada orang itu bahagia terus, secara ilmu psikologi perasaan manusia bisa berganti-ganti sesuai stimulus yang diterima oleh otak, kadang bahagia, menderita, dan netral. 

Semua berganti-ganti tidak tetap, yang tetap adalah perubahan. Manusia memiliki perangkat hawa nafsu, berfungsi untuk menilai nikmat atau tidak nikmat, enak atau tidak enak, intinya semua keinginan manusia masuk ke dalam perangkat ini. Selama manusia selalu menuruti hawa nafsu, menuruti perkara enaknya saja, tingkah laku bebas-sebebasnya, segala peraturan kebaikan tidak diindahkan, alamat bakal insan seperti ini akan mendapatkan penderitaan. 

Ketika dia banyak menuruti nafsu syahwat, wanita pelacur banyak dia lacuri, atau minuman alkohol atau sejenis narkoba yang menghilangkan kesadaran diminun sampai menjadi kebiasaan, niscaya berbagai penyakit tubuh akan menghampiri. Apakah jenis manusia seperti itu mendapatkan kebahagiaan? Jawabanya iya, dia mendapatkan kebahagiaan selama syahwatnya terpenuhi namun, hanya sebentar. 

Lantas kalo hanya sebentar Apakah itu bisa dikatakan bahagia? Hakekatnya dia tidak bahagia, karena manusia hakekatnya merupakan makhluk yang ingin bahagia secara kontinyu dan tidak tahan menderita secara kontinyu juga. 

Alam dunia tidak bisa memenuhi keinginan manusia yang tidak terbatas karena dunia ini sifatnya terbatas, misal saja pesepak bola Ronaldino yang sebelumnya memiliki harta bermiliaran, setelah dia pensiun dari pesepak bola, lalu harta yang terbatas itu dia gunakan untuk memenuhi keinginan yang tidak terbatas. Pada akhirnya harta habis duluan, sedangkan keinginannya masih banyak yang belum terrealisasikan.

Demikianlah manusia apabila menggunakan akalnya untuk berpikir, akan sampailah bahwa akan ada alam yang lain. Di dalam tafsir Al-Azhar karya Hamka yang menerangkan makna surat Al-Qiyamaah pada ayat satu dan dua , "Aku bersumpah demi hari akherat. Dan aku bersumpah demi jiwa yang amat menyesali." 

Pada saat datangnya kiamat dan semua manusia dikumpulkan, untuk dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatan selama hidup di dunia. Allah akan memperlihatkan kenikmatan bagi penghuni surga kepada semua umat manusia. 

Semua orang akan menyesal baik yang sudah mengerjakan amal baik atau mereka yang banyak amal buruk, bagi yang sudah beramal baik mereka akan menyesali, Kenapa amalku tidak aku tambah? Padahal aku bisa menambah kebaikan. Sedangkan bagi yang banyak dosa akan menyesal, karena telah banyak amal buruk, mereka mengharapkan untuk dikembalikan hidup di dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun