Mohon tunggu...
Khoirotul Imayah
Khoirotul Imayah Mohon Tunggu... -

"Keep Spirit, Always Up To Date, Be Best Together" "Follow your Heart, Just be Yourself"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Santri Kesayangan

27 Januari 2016   09:40 Diperbarui: 27 Januari 2016   09:40 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="doc.alfikronline"][/caption]

Sejak umur 5 tahun Mahfud sudah dikirim ayahnya (Mahmodin) ke surau-surau di pesantren namun tidak untuk mondok. Ia menimba ilmu di SD Waru yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Ketika naik kelas 3 SD, Mahfud dikirim ke Pesantren Somber Laga yang diasuh oleh Kyai Mardhiyyan di Desa Tegangser Laok Kecamatan Waru, yang jarak tempuhnya hanya sekitar 15 menit dari rumahnya. Sekolah Mahfud pun pindah ke SD Tegangser Laok. Sekitar pukul 2 siang hingga maghrib, Mahfud bergabung dengan para santri mengaji kitab sampai malam dan diteruskan sebelum subuh. Jam 7 pagi, ia bergegas berangkat ke sekolah.

Mahfud tidak selalu makan bersama para santri. Ia lebih sering dipanggil untuk makan diruangan khusus yang disebut dapur Kyai Sepuh yang luasnya sekitar 6x6 m2 bersama kyai dengan hidangan yang disiapkan Nyai Rachbani, istri Kyai Mardhiyyan. Sambil makan, kyai memberinya nasihat-nasihat. Mahfud menduga, mungkin perlakuan tersebut diberikan karena ayahnya menjabat sebagai mantri polisi di kantor Kecamatan Waru sehingga dianggap tidak pantas untuk makan di tempat-tempat yang kumuh. Ayah Mahfud (Mahmodin) sering pula bergabung makan siang di pesantren itu.

Suatu ketika, Ayah Mahfud (Mahmodin) bertanya tentang Apollo 11, misi luar angkasa berawak pertama yang berhasil membawa manusia ke bulan yang diluncurkan 16 Juli 1969. “Bagaimana Apollo menurut agama? Apa mungkin manusia pergi ke bulan?” kata Mahmodin. Banyak orang yang memandang hal tersebut sebagai tahayul. Yang dijawab Kyai Mardhiyyan dengan menjelaskan bahwa misi semacam itu didorong dalam Islam. Manusia bisa pergi ke bulan, yang disebutkan Q.S. Ar-Rahman, “tembuslah langit dan bumi. Dan kamu bisa menembus langit dan bumi itu kalau kamu punya sulthon”. Sulthon menurut kyai adalah kemampuan, termasuk iptek yang bisa diberikan oleh Tuhan kalau kita berusaha.

Kyai Mardhiyyan adalah lulusan Pondok Pesantren Tempuran di Jember, Jawa Timur. Karena kemampuan dan kebaikan Kyai Mardhiyyan, beliau menjadi sosok idola bagi Mahfud semasa kecil. Hingga pada 1988 Kyai Mardhiyyan tertabrak mobil dan meninggal saat berjalan di jalan raya dekat pesantren. Kini, Pesantren Somber Laga diubah menjadi Pesantren Al Mardliyyah sebagai pengabdian jasa Kyai Mardhiyyan. Menjelang kelas 6 SD, Mahfud kembali ke SD Waru di ibukota kecamatan, ia hanya dua tahun mondok di Pesantren Somber Laga.

 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun