Mohon tunggu...
KHOIROTUL AZIZAH
KHOIROTUL AZIZAH Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Konsentrasi Moneter 2012, Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember.

Selanjutnya

Tutup

Money

Financial Inclusion Strategi Menghadapi MEA

25 Juni 2015   11:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:13 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Inklusi Keuangan atau financial inclusion merupakan terobosan baru di bidang keuangan, dimana tujuan utamanya adalah untuk mengajak semua masyarakat untuk mengenal lembaga keuangan formal yaitu bank. Inklusi keuangan penting untuk diterapkan disemua negara, tidak terkecuali negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) termasuk Indonesia. Menerapkan dan meningkatkn inklusi keuangan di ASEAN akan berperan penting dalam mencapai akses universal.

Di Indonesia Masih Rendah

Indonesia menjadi salah satu negara di ASEAN yang perkembangan inklusi keuangannya masih tergolong rendah. Dinilai Indonesia berkontribusi sebesar 5,9 persen dari 12,3 persen negara-negara di ASEAN yang tidak memiliki akses kepada perbankan. Hal tersebut menandakan animo masyarakat Indonesia untuk memiliki rekening tabungan di institusi keuangan formal kurang begitu besar. Selain dibandingkan negara-negara tetangga di kawasan ASEAN, Indonesia hanya lebih baik dari Kamboja. Di Indonesia kurang lebih hanya 54 persen masyarakat Indonesia yang mempunyai akses terhadap lembaga keuangan, dan selebihnya masih unbanked (belum tersentuh lembaga keuangan resmi seperti bank).

Selain itu di daerah pelosok yang jauh dari jangkauan teknologi informasi di tambah kurangnya infrastruktur yang mendukung menjadi penghambat mengapa financial inclusion di Indonesia masih sangat rendah. Hal tersebut dapat kita lihat dari minimnya masyarakat yang menjadi nasabah hal itu didukung oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang lembaga keuangan bank maupun lembaga keungan bukan bank serta mereka belum paham betul jasa-jasa yang ditawarkan oleh lembaga-lembaga tersebut.

Solusi

Akses masyarakat terhadap layanan keuangan sangat penting bagi kemajuan, pendekatan untuk menggerakkan orang-orang yang sebelumya merupakan anggota sistem ekonomi yang terisolasi dan belum tersentuh sama sekali akan memberikan mereka ruang untuk berpartisipasi dan berkembang pesat. Dengan meningkatkan pelayanan finansial secara baik dan meyakinkan keamanan finansial akan aset yang mereka miliki akan lebih mampu untuk menarik mereka ke dalam sistem keuangan formal. Selain itu. meskipun dengan adanya BPR yang menjangkau kalangan masyarakat bawah dan pelosok Indonesia, mereka kerap kali menerapkan suku bunga yang masih tinggi dalam menyalurkan dananya kepada masyarakat, yang meminjam. Alangkah baiknya jika BPR yang sekarang sudah menjangkau area pelosok negeri ini menganut paradigma banks leading the development yaitu upaya memperluas akses keuangan yang murah bagi masyarakat luas guna mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia, bukan memegang prinsip banks follow the trade yaitu orientasi meningkatkan laba dan kepentingan meraih pertumbuhan bisnis.  

Disamping itu, Pendekatan lembaga keuangan bank maupun lembaga keuangan non bank dirasa sanagt perlu untuk mnegenalkan diri mereka di tengah masyarakat yang kurang pengetahuannya tentang hal itu, karena lembaga-lembaga tersebut saat ini hanya berpedoman untuk meningkatkan kualitas layanan daripada memperluas jangkauan layanan keuanga, karena kurangnya jangkauan lembaga tersebut, banyak masyarakat yang belum mengerti peran dan fungsi lembaga tersebut. Disamping itu, bank harus mampu menciptakan produk-produk yang berpihak kepada masyarakat menengah kebawah. Dengan turunnya tingkat kemiskinan dan adanya pemertaan distribusi kesejahteraan akan makin banyak orang Indonesia yang mampu masuk dalam lembaga keuangan dan memanfaatkan jasa-jasa keuangan yang kian modern. Semakin tinggi orang yang masuk dalam lembaga keuangan maka financial inclusion akan semakin tinggi.  

            Terlepas dari semua itu, suatu negara ttidak akan berhasil tanpa adanya peran dari Pemerintah, disini pemerintah harus memegang peran demi tercapainya finacial inclusion yang tinggi, mungkin dengan cara melalui kebijakan-kebijakan yang seharusnya semakin digalakkan supaya semua masyarakat dapat mengenal dan tersentuh lembaga keuangan resmi. Misalnya semakin meningkatkan penyediaan fasilitas intermediasi guna menjembatani kelompok masyarakat unbanked. Hal tersebut dapat mempermudah lembaga perbankan dalam berinteraksi dengan masyarakat. Selain itu perlunya sosialisasi dari  lembaga perbankan, yaitu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang keuangan. Dimana edukasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengelola keuangan, kesadaran masyarakat mengenai produk dan jasa keuangan, serta pelatihan peningkatan pengetahuan masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun