Oleh: Tim KKN-DR 134 UINSU
Siapa yang dapat menyangkal bahwa ASI merupakan sebaik-baiknya makanan dan minuman untuk bayi. Dengan kandungan laktosa, taurin, DHA, AA, Omega-3, dan Omega 6 menjadikan ASI sebagai makanan dan minuman yang paling bergizi, hieginis, dan ekonomis di dunia. Namun dewasa ini, banyak kita saksikan bahwa masyarakat khsusunya para ibu tampak menyepelekan anjuran pemberian ASI.Â
Sebagian mereka menganggap bahwa pemberian ASI merupakan hal yang tidak penting bahkan dianggap sebagai suatu hal yang tertinggal atau bisa disebut tidak modern. Ada juga yang beralasan bahwa menyusui akan membuat tampilan diri menjadi tampak lebih buruk.
Anjuran pemberian ASI merupakan sesuatu yang disyariatkan dalam agama islam. Jauh setelah kurang lebih 14 abad yang silam, syari'at menyusui ini telah diinformasikan secara eksplisit di dalam Al-quran Q.S Al-baqarah ayat 233. Merujuk pada ayat tersebut, sebagian ulama menyatakan bahwa hukum menyusui adalah wajib.Â
Namun, mayoritas ulama menyatakannya sebagai sunnah. Adanya syariat menyusui ini, tentu memiliki tujuan yang akan bermanfaat bagi siapa saja yang melakukannya, baik untuk yang disusui maupun yang menyusukan. Waktu penyusuan yang dianjurkan dalam ayat tersebut ialah 2 tahun penuh. Hal ini sesuai dengan yang dianjurkan oleh organisasi kesehatan dunia bahwa bayi yang baru lahir wajib disusui selama 6 bulan tanpa adanya makanan pendamping, kemudian disusui dengan menambahkan makanan pendamping lainnya sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih.
Ditinjau dari aspek kesehatan, pemberian ASI eksklusif pada bayi dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi, karena ASI mengandung zat kekebalan yang yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi yag disebabkan oleh virus, bakteri, parasit, maupun jamur. ASI juga mengandung nutrient khusus yang diperlukan untuk perkembangan otak bayi, sehingga bayi dengan pemberian ASI yang cukup akan memiliki kecerdasan yang lebih tinggi.
Pemberian ASI tidak hanya bermanfaat bagi bayi, namun juga bermanfaat bagi ibu. Pada proses menyusui, isapan bayi pada puting susu akan merangsang terbentuknya oksitosin yang nantinya akan membantu pengecilan rahim dan mencegah pendarahan setelah melahirkan. Menyusui bermanfaat pula untuk mencegah ibu dari penyakit kanker payudara dan anemia. Manfaat yang tak kalah penting ialah pemberian ASI pada bayi akan membentuk suatu hubungan cinta dan kasih sayang antara ibu dengan bayi.
Tak sedikit dari masyarakat masih memiliki pemahaman yang kurang tepat mengenai ASI. Kondisi ini tak lain disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat ditambah adanya kepercayaan atau tradisi yang bertolak belakang dengan konsep pemberian ASI.Â
Beberapa contoh kepercayaan yang tidak sesuai diantaranya percaya bahwa kolostrum yang terdapat dalam ASI tidaklah baik dan akan berbahaya jika dikonsumsi oleh bayi. Ada pula kepercayaan masyarakat tentang perlunya cairan khusus seperti teh yang dikonsumsi oleh bayi sebelum menyusu. Â Padahal, pemberian ASI eksklusif pada bayi yang baru lahir sangat penting untuk dilakukan.
Masih dalam momen pekan ASI sedunia yang diperingati setiap tanggal 1-7 Agustus, banyak kegiatan yang berhubungan dengan pemberian ASI dilakukan guna memperingati hari besar ini. Diharapkan nantinya pengetahuan masyarakat tentang ASI semakin mantap sehingga perilaku ini tak hanya diterapkan namun juga dibudayakan.