Mohon tunggu...
Khofifah indar W
Khofifah indar W Mohon Tunggu... Koki - Mahasiswa

Segala musibah pasti ada hikmahnya

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Berburu Kuliner Tempo Dulu di Minggon Jatinan, Batang

20 Oktober 2019   08:39 Diperbarui: 20 Oktober 2019   09:06 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuliner. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Rembolle

Nama anggota kelompok:

1. Khofifah indar wanti (201901030004)

2. Illa kharisa (201901030005)

3. Ahmad miftahul falah (201901030009)

Cara melestarikan makanan tempo dulu terbilang sangat unik dan kreatif dimana diadakan setiap hari minggu sesuai dengan namanya yaitu minggon yang artinya hari minggu dan jatinan berarti pohon jati yanh berlangsung di Hutan kota Rajawali,Batang Jawa Tengah. Minggon jatinan mulai di buka pukul 06.00 sampai dengan pukul 12.00.

Minggon jatinan merupakan salah satu program untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dengan tujuan mengangkat UKM di kota Batang.Di Minggon jatinan menyajikan berbagai macam makanan tradisional,minuman,busana tradisional dan mainan tradisional.

Transaksinya juga sangat unik dan tradisional yaitu dengan menggunakan kreweng atau koin tradisional yang terbuat dari tanah liat.1 koinnya seharga dua ribu rupiah.

Penjualnya yang di dominasi ibu-ibu berhijab dan juga mengenakan pakaian tradisional yakni kebaya serta menggunakan caping untuk menutup kepala. Cara unik ini pun yang menjadi inovasi dan kreatifitas para penjual makanan yang tidak meninggalkan keaslian atau kealamian kota mereka.

Sebab itu,Minggon jatinan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat kabupaten Batang maupun luar daerah dengan menjadikan Minggon jatinan sebagai destinasi makanan tradisional khas kota Batang.

Antusiasme yang luar biasa dari masyarakat untuk mengunjungi Mingon jatinan,mereka berbondong-bondong membeli aneka makanan tempo dulu yang sekarang sudah mulai langka

Di samping itu Minggon jatinan termasuk destinasi wisata yang terintegrasi dengan realigi karena terdapat mushola dan berbasis syari'ah yang bertujuan untuk menjaga budaya islami mereka dengan menyajikan makanan yang halal dan thoyib.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun