Mohon tunggu...
Dr Khoe
Dr Khoe Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Pelita Harapan, Kepala pengembangan Matematika dan sains Springfield Jakarta

Dosen Universitas Pelita Harapan, Kepala pengembangan Matematika dan sains Springfield Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kerangka Pengetahuan Polanyi dan Pendidikan Kristen

4 November 2021   21:10 Diperbarui: 4 November 2021   21:13 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Penyelidikan epistemologis dalam agenda teologi kekristenan, memberitakan anugerah Tuhan yang bekerja dengan iman. Karya Yesus Kristus menebus manusia dari dosa oleh karena kita beriman saja dalam anugerah Tuhan semata. Epistemologis ini di pertentangkan dengan pemahaman sekuler tentang pengalaman empiris dalam pemikiran modernis. Pandangan ini menyebutkan keyakinan dan nilai bersifat subjektif, pribadi, oleh karenanya pandangan ini tidak layak dihargai sebagai pengetahuan objektif.

Salah satu pemikir modern yang penting adalah Michael Polanyi (1891-1976). Dalam bukunya Personal Knowledge: Towards a Post-Critical Philosophy (1958), Polanyi mempertanyakan ide tentang epistemologis modern, termasuk memperkenalkan konsep pengetahuan tacit (terselubung, tersembunyi). Dengan latar keilmuan sebelumnya yaitu ilmu fisika dan kimia, Polanyi berpendapat bahwa ada alasan kuat untuk mempertimbangkan "pengetahuan teoretis sebagai lebih obyektif daripada pengalaman langsung." Polanyi menolak polemik yang mempertentangan objektivitas dan subyektivitas. Ia menekankan bahwa terdapat elemen pengetahuan yang tidak akan merusak objektivitas yang valid.

Dalam pandangan Polanyi, manusia terhubung dari lingkungan mereka, mereka berpartisipasi secara pribadi di dalamnya. Pandangannya berawal dari psikologi Gestalt, ia membahas pengetahuan yang bersifat eksplisit dan tacit ("tersembunyi" bersifat non-eksplisit). Polanyi berpendapat bahwa orang lebih tahu lebih banyak daripada yang apa yang sanggup mereka katakan. Sebut saja seorang individu yang mengenal wajah seseorang, ia akan sulit mengatakan bagaimana bentuk wajah orang tersebut, kecuali ciri-ciri umumnya (bentuk muka, warna rambut, kondisi hidung, bibir dan seterusnya) namun secara keseluruhan sebenarnya ia mengenal wajahnya secara "tacit", dan apabila ia diperlihatkan banyak gambar orang dengan ciri-ciri umum seperti itu, ia akan dapat menunjukkan gambar orang tersebut dengan mudah bila ada. Pengetahuan yang eksplisit adalah pengetahuan yang sudah dituliskan dengan sejumlah teori, aturan dan prosedur serta mudah diperoleh. Sedangkan pengetahuan tacit merupakan pengetahuan yang sulit diungkapkan, pengetahuan yang ada dari penggalian pengalaman, perenungan mendalam selama mengeluti suatu profesi atau pengalaman praktik, pengetahuan ini dapat hanya dapat diwariskan melalui dengan narasi, pengetahuan semacam itu tidak dapat ditentukan secara detail dan namun dapat di ungkapkan, disebarkan melalui narasi dan cerita pengalaman hidupnya.

Kerangka Polanyi 

Bagi Polanyi, pengetahuan tergantung pada pemahaman dan partisipasi orang yang mengetahui dalam pemahaman mereka. Berarti pemahaman yang diajukan Polanyi, dihasilkan dengan integrasi bagian-bagian yang berbeda menjadi kesatuan yang utuh. Artinya kelangkaan bagian akan memberikan sumbangsih pemahaman bagi keseluruhan, atau apa dapat digambarkan sebagai "gambaran yang lebih besar."

Kisah yang sering dituliskan tentang orang-orang buta di India dan gambaran tentang gajah memberikan  ilustrasi yang baik tentang teori Polanyi. Cerita tradisional tersebut saya ceritakan kembali dengan ringkasan sebagai berikut: Beberapa orang buta diberi tugas menjelaskan apa itu gajah, dengan merasakan ciri-ciri khusus dari keseluruhan gajah. Ada orang yang hanya merasakan belalainya menggambarkan gajah sebagai makhluk panjang, pipa yang fleksibel, seperti ular. Ada orang yang menyentuh kakinya dengan menggambarkan seekor gajah yang tebal dan berbentuk silinder seperti batang pohon. Ada orang yang memegang kulitnya sehingga menggambarkan gajah itu datar, kering dan mahkluk yang besar dan ada orang yang memegang ekor menggambarkan gajah berbulu dan berserabut seperti seutas tali. Tidak semua orang buta tersebut diberikan kesempatan memegang semua bagian gajah yang lain sehingga mereka dapat mengenali gajah secara keseluruhan. Namun pada akhirnya semua orang berkumpul, berbagi informasi dan memaknai bagiannya masing-masing. Mereka berupaya menggambarkan gajah dari puzzle yang terdiri dari semua aspek pengamatan orang-orang tersebut. Begitu pengetahuan menyatu menjadi keseluruhan, bagian-bagian itu dapat dianggap sebagai komponen-komponen bagian yang membangun keseluruhan gambaran sendiri.

Keberadaan utuh dari keseluruhan bentuk gajah di bangun dari bagian-bagian fisik gajah yang tersimpan dari pengalaman dari masing-masing orang buta ketika mereka memegang gajah. Pengetahuan inilah yang disebut dengan pengetahuan tacit, bukan pengetahuan  eksplisit. Begitu gajah itu dikenali, para orang-orang tersebut berkonsentrasi pada bagian-bagiannya, dan tidak kehilangan konsepnya gajah secara keseluruhan. Proses perpindahan dari pengetahuan tacit ke pengetahuan eksplisit dengan narasi dan bergerak mengungkapkan secara keseluruhan tanpa kehilangan bagian-bagian pengalaman orang buta tersebut.

Kerangka Polanyi dalam Pendidikan Kristen 

Pendidikan Kristen adalah bagian yang kecil dalam membentuk keseluruhan mandat Allah. Pada tingkat implementasi banyak individu dan komunitas Kristen yang gagal memegang fokus pada penebusan karya Kristus di kayu salib karena, karena mereka terlalu fokus pada hal-hal tertentu. Cara lain untuk menjelaskan pergerakan pengetahuan tacit ke eksplisit.

Sama halnya dengan kata-kata dari sebuah kalimat, kata-kata itu masing-masing memiliki artinya tersendiri, namun ketika kata-kata itu digabungkan menjadi sebuah kalimat, terdapat makna baru yang dibuat oleh kalimat tersebut. Kata-kata tertentu memiliki arti yang lebih besar karena mereka sekarang telah dipahami di seluruh kalimat. Pengetahuan tacit berfungsi sebagai latar belakang, sebagai dasar suatu makna yang baru dikemukakan. Pengetahuan eksplisit dapat diartikulasikan sebagai pengetahuan dan diimplementasikan dalam suatu situasi. Pengetahuan tacit berfungsi di latar belakang, sebagai dasar dari mana makna baru diturunkan.

Penutup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun