Pitutur #13: Mikul Dhuwur Mendhem Jero & Etika Menghormati Orang Tua
OLEH: Khoeri Abdul Muid
Di tengah arus modernisasi, hubungan antara anak dan orang tua sering menghadapi tantangan. Ada anak yang merasa lebih pintar karena akses teknologi dan pendidikan, lalu meremehkan wejangan orang tuanya. Padahal, orang Jawa sejak lama menegaskan falsafah:
"Mikul dhuwur, mendhem jero."
Mengangkat tinggi-tinggi kehormatan orang tua, dan mengubur dalam-dalam kesalahannya.
Makna Mikul Dhuwur Mendhem Jero
Pitutur ini mengajarkan dua hal penting:
- Mikul dhuwur: menjaga nama baik dan kehormatan orang tua, menjunjung tinggi jasa-jasanya.
- Mendhem jero: menyembunyikan aib dan kesalahan orang tua, bukan mengumbar atau mempermalukannya.
Artinya, anak harus tetap berbakti meski orang tua punya kekurangan. Karena tanpa orang tua, kita tidak akan pernah ada.
Perspektif Islam: Birrul Walidain
Islam bahkan menempatkan penghormatan kepada orang tua setelah kewajiban menyembah Allah. Allah berfirman:
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku kembalimu." (QS. Luqman: 14)
Rasulullah SAW juga bersabda ketika ditanya amal yang paling dicintai Allah: "Shalat tepat waktu." Ditanya lagi: "Kemudian apa?" Beliau menjawab: "Berbakti kepada orang tua." (HR. Bukhari-Muslim).