Mohon tunggu...
Khasbi Abdul Malik
Khasbi Abdul Malik Mohon Tunggu... Guru - Gabut Kata.

Panikmat Karya dalam Ribuan Tumpukan Kertas.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Benarkah Shalat Mencegah Perbuatan Keji dan Munkar?

6 Desember 2017   02:01 Diperbarui: 6 Desember 2017   02:44 4187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surat Al-Ankabut: 45.

Dalam Tafsir Ibn Katsir menjalaskan, sesungguhnya shalat itu terdiri dari dua perkara; pertama, dapat meninggalkan perbuatan kejih. Kedua, dapat meninggalkan perbuatan munkar. Maka, barangsiapa yang gigih dalam shalat, ia akan mendapatkan keduanya. (Ibn Katsir, al-Qur’an al-Adhim jilid 6, 280)  

Ibn Abi Hatim mengatakan, barangsiapa yang shalatnya belum mencapai tingkatan meninggalkan perbuatan keji dan munkar maka ia tidak dikatakan shalat. (Ibn Katsir, al-Qur’an al-Adhim jilid 6, 280)   

Menurut Ibn ‘Asyura, sesungguhnya shalat itu untuk mempermudah meninggalkan perbuatan keji dan munkar, bukan menjadi pengganti dari perbuatan kejih dan munkar. Maka, akan dianggap bertentangan bagi yang mengerjakan shalat dan mengerjakan sebagian perbuatan keji dan munkar. (Ibn ‘Asyura, Tafsir Tahrir wa Tanwir jilid 20, 258).

Sedangkan menurut tafsir Thabari, shalat itu menjauhkan siapa yang berada didalamnya, yaitu menjauhkan dirinya dari orang-orang yang melakukan perbuatan kejih. Karena dirinya sibuk kepada shalat maka terpotonglah/terhindarlah kemunkarang dan perbuatan kejih tersebut dengan shalat. Ibn Mas’ud berkata, “Barangsiapa yang belum taat dalam mengerjakan shalat maka Allah tidak akan menambahkan baginya nikmat terkecuali hanya kejauhan dari-Nya”. (Tafsir Thabari jilid 6, 76) 

Catatan: ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa, orang yang shalat belum tentu dia mendapatkan dua perkara (Menjauhkan Perbuatan Kejih dan Munkar). Karena kemungkinan ia belum gigih dalam mengerjakan shalat, belum menjadi hamba yang sempurna dalam shalat. Mari kita bermuhasabah diri, sampai mana tingkat kekhusuan kita dalam shalat, Waallahu‘alam. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun