Kalau mendengar kata elektromedis, banyak orang langsung membayangkan teknisi yang sibuk bongkar pasang kabel, mengutak-atik mesin, atau hanya membawa toolkit ke sana-sini. Padahal, pekerjaan Elektromedis jauh lebih kompleks. Mereka bukan sekadar “tukang servis alat rumah sakit”, tetapi bagian penting dari tim kesehatan yang menjaga keselamatan pasien lewat performa alat medis.
Dalam dunia pelayanan kesehatan, tenaga elektromedis memegang peran penting untuk memastikan peralatan medis bekerja optimal demi menunjang keselamatan pasien. Namun, keterampilan teknis semata tidak cukup. Seorang Elektromedis juga dituntut memiliki kemampuan intrapersonal, interpersonal, dan ekstra personal agar dapat bekerja secara profesional sekaligus adaptif menghadapi tantangan di lapangan.
Nah, untuk dapat menjalankan peran itu, seorang elektromedis juga membutuhkan 3 jurus andalan, yaitu intrapersonal skill, interpersonal skill, dan ekstrapersonal skill. Bagaimana maksudnya itu? Mari kita kupas satu persatu.
1. Intrapersonal Skill (Orang yang Jago Mengatur Diri Sendiri)
Bayangkan jika alat EKG rusak ketika sedang dipakai darurat, dokter panik, perawat pun juga panik. Kalau elektromedis juga ikutan panik? Kacau sudah. Inilah pentingnya intrapersonal skill yaitu, kemampuan mengatur emosi, fokus, dan tetap tenang meski dalam tekanan. Elektromedis dengan intrapersonal yang kuat bisa berpikir jernih, cepat ambil langkah, dan tetap profesional meski situasi genting.
Tidak hanya itu saja, intrapersonal juga soal memotivasi diri. Kalau tidak memiliki disiplin dan semangat belajar, ketinggalan tren teknologi kesehatan hanya tinggal menunggu waktu saja.
2. Interpersonal Skill (Bisa Bekerja Secara Bersama-sama, Bukan Seseorang yang Lone Wolf)
Elektromedis memang ahli alat, tapi ingat! Mereka bekerja bersama tim medis. Bayangkan harus menjelaskan apa saja kerusakan alat ke dokter dengan bahasa teknis, sangat ribet dan rumit, bisa-bisa tidak nyambung bahkan salah paham. Maka dari itu, interpersonal skill pentingnya komunikasi yang jelas, kerja sama, dan kemampuan membangun kepercayaan.
Elektromedis yang mempunyai interpersonal yang bagus, bisa menjadi jembatan antara mesin dan manusia. Mereka bisa nyambung dengan teknisi lain, dokter, perawat, bahkan admin rumah sakit. Hasilnya? Kolaborasi lebih lancar, keputusan lebih cepat, dan pelayanan pasien lebih aman, serta tidak adanya kesalahpahaman antar pihak.
3. Ekstrapersonal Skill (Tidak Hanya Menjadi Alat, Tetapi Menjadi Sistem Itu Sendiri)
Nah, ini sudah level yang lebih tinggi. Ekstrapersonal skill artinya mampu mengelola sistem yang lebih besar, seperti manajemen aset, perubahan teknologi, sampai prediksi kebutuhan di masa depan.
Contohnya seperti, bukan hanya bisa memperbaiki mesin, tetapi juga memastikan jadwal kalibrasi rutin, alat tercatat rapi di sistem inventaris, dan siap menghadapi regulasi baru. Bahkan, dengan tren IoT di kesehatan, Elektromedis dituntut melek teknologi digital agar dapat mengintegrasikan peralatan dengan sistem monitoring online.
Penutup
Jadi Elektromedis masa kini harus seimbang. 3 skill ini saling melengkapi, seperti intrapersonal yang membuat Elektromedis kuat secara mental, interpersonal yang membuat Elektromedis solid dan dapat bekerja sama secara tim, serta dapat berkomunikasi dengan baik, dan ekstrapersonal skill yang membuat Elektromedis menjadi seseorang yang visioner dalam mengelola sistem.
Kalau salah satunya tidak diasah, ibarat seperti sistem listrik tanpa grounding dan akan rawan korslet. Tetapi kalau ketiganya kuat, Elektromedis bukan hanya “pemain belakang layar”, melainkan pilar utama dalam menjaga keselamatan pasien.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI