Mohon tunggu...
Khansa Wijaya
Khansa Wijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang pelajar

Asal Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perilaku Ghosting Pasca Kenalan di Dating Apps

9 Juli 2021   10:00 Diperbarui: 9 Juli 2021   10:09 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dunia digital yang semakin dewasa ini membawa kita kepada hubungan komunikasi tanpa batasan ruang dan waktu. Internet merupakan bentuk dari perkembangan teknologi digital melalui intelektual manusia yang tentu saja memberikan berbagai banyak manfaat bagi masyarakat dunia.

Setiap manusia yang memiliki akses terhadap internet akan mendapat pengalaman komunikasi yang baru seperti melakukan hubungan jarak jauh. Komunikasi yang menghubungkan manusia satu sama lain pada lokasi yang tidak sama dan dalam waktu yang berbeda menjadi suatu kemudahan tersendiri.

Bentuk keterhubungan secara online dilakukan melalui perantara antara lain dalam platform media sosial, seperti Instagram, Facebook, Whatsapp, dan Twitter. Pada platform tersebut kita bisa mengenal orang dari berbagai daerah melalui hubungan secara online.

Hubungan yang dijalin secara online bisa dalam bentuk pertemanan hingga hubungan romantis seperti memiliki seorang kekasih jarak jauh. Saat ini, menjalin suatu hubungan romantis pada perkembangan teknologi digital bisa melalui aplikasi kencan atau biasa disebut sebagai dating apps.

Dating apps banyak memudahkan orang-orang yang ingin mencari jodoh, kehadiran aplikasi kencan menjadi bantuan yang dibutuhkan oleh mereka yang belum memiliki pasangan. Aplikasi kencan ini sering dipakai oleh para kawula muda untuk tidak bersusah payah dalam mencari pasangan, mereka hanya perlu memilih pasangan dan kemudian melakukan match. Apabila cocok, biasanya mereka akan lebih sering mengobrol dan meneruskan kontak dengan berbagi akun media sosialnya.

Hubungan yang akhirnya terjalin melalui media online bisa dibawa ke jenjang serius atau hanya menjadi kenangan pahit bagi seseorang. Hal ini disebabkan oleh fenomena ghosting yang mulai muncul pada saat ini. Istilah ghosting mulai dikenal sejak tahun 2000-an yang dipopulerkan oleh generasi muda. Adanya perkembangan teknologi secara berkelanjutan seperti website, berbagai platform media sosial, dan dating apps menyebabkan meningkatnya pengguna platform-platform tersebut dan istilah ghosting akhirnya dikenal oleh khalayak luas.

Menurut Idei Khurnia Swasti, M.psi, dikutip dari Liputan6.com, ia menyebutkan bahwa ghosting adalah perilaku menghindar, biasanya terjadi dalam relasi romantis seperti pada masa pendekatan, pacaran, hingga menjelang perkawinan. Menurutnya perilaku ghosting ini ditandai dengan sikap pelaku yang mulai menarik diri dari komunikasi.

Berdasarkan survey Elle pada tahun 2016 di aplikasi kencan online bernama Plenty of Fish, terdapat 80% generasi millenial sudah menjadi korban ghosting dari 800 orang jomblo berusia 18 sampai 33 tahun sebagai korespondennya. Merupakan presentase yang begitu besar, maka tindakan ghosting sepertinya sudah menjadi hal umum yang biasa dilakukan oleh para generasi milenial.

Sebagian besar dari kita memikirkan tindakan ghosting seperti seorang teman yang tidak menanggapi pesan, atau lebih buruk lagi, seorang kekasih, tetapi itu terjadi di semua keadaan sosial dan hal itu terkait dengan cara kita memandangnya melalui sudut pandang seperti apa. Penyebab tindakannya pun berbeda-beda, antara lain munculnya rasa tidak nyaman saat melakukan komunikasi dengan pasangan, dan persepsi yang saling tidak cocok saat menjalin hubungan

Keseluruhan narasumber melalui wawancara yang sudah kami lakukan menyatakan bahwa ketika menggunakan dating apps sudah pernah menjadi korban ghosting, tetapi ada dua narasumber yang mengaku bahwa ia pernah melakukan ghosting.

Ghosting yang dilakukan oleh narasumber memiliki keterkaitan dengan salah satu cabang teori komunikasi, yaitu teori disonansi kognitif yang diadopsi dari psikologi sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun