Kelainan refraksi merupakan salah satu penyebab utama gangguan penglihatan yang dapat mempengaruhi produktivitas dan kualitas hidup seseorang. Koreksi refraksi yang tepat seringkali sudah cukup untuk memperbaiki ketajaman visual, namun dalam banyak kasus, ketajaman visual saja belum tentu mencerminkan penglihatan yang nyaman. Oleh karena itu, pemeriksaan binokuler memegang peran penting dalam mengevaluasi koordinasi antara kedua mata, stabilitas fusi, dan kenyamanan visual.
Pemeriksaan binokuler membantu mengevaluasi fungsi penglihatan secara menyeluruh, sehingga dapat mengidentifikasi masalah tersembunyi seperti heteroforia, insufisiensi konvergensi, atau ketidakseimbangan akomodasi, yang sering kali muncul bersamaan dengan kelainan refraksi.
Pengertian Kelainan Refraksi
Kelainan refraksi adalah kondisi di mana cahaya yang masuk ke mata tidak difokuskan secara  tepat ke retina, sehingga menghasilkan penglihatan kabur.
2.2 Jenis-jenis kelainan refraksi meliputi:
-Miopia (rabun jauh) : Bayangan jatuh di depan retina.
-Hipermetropia (rabun dekat) ): Bayangan jatuh di belakang retina.
-Astigmatisme (penglihatan kabur karena kelengkungan kornea tidak merata)
-Presbiopia (penurunan akomodasi lensa karena faktor usia)
2.3 Pengertian Pemeriksaan Binokuler
Pemeriksaan binokuler bertujuan menilai kemampuan kedua mata untuk bekerja sama dalam memfokuskan gambar secara bersamaan ke dalam satu persepsi visual. Pemeriksaan ini meliputi:
-Penilaian penglihatan binokuler dasar (stereopsis, fusi)
-Pengukuran deviasi foria atau tropia (uji cover test, Maddox rod)
-Fungsi akomodasi (amplitudo akomodasi, akomodasi relatif)
-Fungsi konvergensi (NPC, konvergensi positif/negatif)
2.4 Pengujian motilitas okular
Hubungan Pemeriksaan Binokuler dengan Kelainan Refraksi
Pada banyak kasus kelainan refraksi, koreksi tajam penglihatan belum tentu menyelesaikan
semua keluhan pasien. Gangguan binokuler dapat memperburuk kualitas penglihatan fungsional,
meskipun visus sudah optimal secara monokuler. Misalnya:
-Pasien miopia tinggi sering mengalami esoforia pada jarak dekat.
-Pasien hipermetropia sering mengalami insufisiensi konvergensi.
-Pasien astigmatisme kadang mengalami ketidaknyamanan akibat ketidakseimbangan persepsi  visual.
-Peran Pemeriksaan Binokuler dalam Meningkatkan Kualitas PenglihatanDengan melakukan -pemeriksaan binokuler secara komprehensif, terapis penglihatan atau dokter mata dapat:
-Mengidentifikasi gangguan fusi dan akomodasi.
-Memberikan latihan penglihatan (vision therapy) untuk memperbaiki koordinasi otot mata.
-Menyesuaikan resep koreksi (prisma, addisi lensa) untuk memperbaiki keseimbangan binokuler.
-Mengurangi gejala visual seperti kelelahan, pusing, atau penglihatan kabur meskipun visus  monokuler sudah baik.
3.Peran Pemeriksaan Binokuler dalam Praktik Klinis
3.1 Deteksi Dini Gangguan Binokuler
Melalui pemeriksaan binokuler, gangguan fusi dan disparitas penglihatan dapat diidentifikasi lebih awal sebelum berkembang menjadi keluhan yang berat.
3.2 Koreksi Optimal untuk Kualitas Penglihatan Maksimal
Dengan memadukan pemeriksaan refraksi dan binokuler, koreksi yang diberikan dapat menyeimbangkan ketajaman visual dan kenyamanan visual, termasuk penggunaan prisma, terapi visual, atau latihan ortoptik.
