Mohon tunggu...
Khanaya PutraPratama
Khanaya PutraPratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang laki-laki biasa yang tak bisa hidup tanpa Ridho dan kasih sayang Allah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tak Terduga

10 September 2022   06:49 Diperbarui: 10 September 2022   06:57 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

     

Di pagi hari ini, Iciko seperti biasanya, dia bersiap bekerja di ladang milik ayahnya. Dia sudah lulus sekolah dari satu tahun yang lalu. Tapi ia tidak melanjutkan kuliah karena tidak memiliki biaya. Akhirnya ia bekerja membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga di ladang milik ayahnya. Ayahnya tidak lagi bekerja karena sakit yang ia derita selama 2 tahun terakhir. Iciko juga memiliki seorang adik perempuan bernama Uci.

Sebelum bekerja Iciko membawa bekal roti dan teh hangat yang disediakan oleh Ibu nya. Ia ditemani anjing nya Kiko. Begitulah hari-hari Iciko yang hanya seorang petani dengan penghasilan yang hanya cukup memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ia bercita-cita untuk membahagiakan orang tua nya, walau dia hanya seorang petani. Untuk itu dia berusaha dengan keras, agar suatu hari dia bisa menjadi orang yang sukses.

Hari ini pekerjaannya cukup melelahkan, dan Iciko ketiduran di bawah pohon rindang yang ada di pinggir ladang. Tiba-tiba datang seorang kakek tua manghampiri Iciko, dan Iciko terkejut dengan kedatangan kakek itu. " Kakek siapa?" Tanya Iciko. "Maaf, Nak. Kakek hanya ingin memberikan ini". Sambil memberi sebuah kotak kecil yang dibungkus dengan kain. "Loh Kek. Ini apa". Tanya Iciko. Tanpa menjawab pertanyaan Iciko, Kakek itu langsung pergi meninggalkan Iciko. Dia berusaha mengejar Kakek itu, tapi apadaya kakinya terasa berat sekali. Seperti ada yang menahannya.

Tiba-tiba ia terbangun dari tidurnya. "Hufff... Ternyata ini cuma mimpi". Pulanglah Iciko karena hari menjelang sore. Dalam perjalanan pulang, dia berpikiran mengenai mimpi tadi. Kenapa mimpi itu seperti nyata. Dia mencoba melupakan mimpi tadi, dari pikirannya.

Sesampainya di rumah Iciko disambut dengan hidangan makanan yang tidak seperti biasanya. Biasanya hanya singkong atau nasi dan beberapa sayur. Sekarang terlihat ada ikan bakar dan daging panggang. Dia heran kenapa tiba-tiba ibunya memasak banyak makanan. "Dari mana Ibu membeli makanan ini? Kita kan tidak punya uang sebanyak ini". Tanya Iciko. "Tadi ada seorang Kakek tua datang kerumah. Dia meminta uang untuk pulang ke rumah". "Ibu kasihan melihat Kakek itu, Karena Ibu pernah merasakan kesusahan. Akhirnya, Ibu memberi sedikit uang untuk ongkos pulang Kakek itu. Dan Kakek itu memberikan kotak yang berisi daging dan ikan segar". Jelas Ibu.

Iciko terkejut mendengarkan penjelasan ibu nya itu. "Ada apa, Ici?". "Tidak ada apa-apa kok, Bu". Jawab Iciko. Segera Iciko bersiap makan malam bersama.
Hari semakin Malam. Seperti biasa, Iciko mengajarkan adik perempuannya, kemudian tidur. Dia tidak habis pikir, tentang yang dialaminya hari ini.

Malam semakin larut, semua penghuni rumah tertidur lelap. Tiba-tiba terlihat sekelebat cahaya jatuh di dekat rumahnya. Iciko melihat cahaya itu, tapi dia merasa seperti sadar dan tidak sadar. Dan ya. Ini hanya mimpi.

Namun Iciko tidak berhenti disitu. Ia penasaran dengan mimpi yang barusan terjadi. Karena dia menganggap ini nyata, walau hanya sekejap. Ia mencoba mencari apa yang jatuh itu. Dia mencari disekitaran pohon tidak ada. Dan akhirnya dia melihat di tempat penyimpanan kayu bakar, ada api yang masih terlihat kecil menyala, membakar rerumputan. Iciko pun langsung berlari mamadamkan api tersebut, karena takut menjalar ke kayu-kayu bakar itu.

Betapa terkejutnya Iciko, melihat sebuah lubang kecil yang berdiameter kurang lebih sebesar bola sepak. Itu terlihat seperti bekas benda dari langit yang jatuh. Iciko mencoba menggali menggunakan kayu. Dan benar saja. Ada sebuah batu berwarna hitam mengkilat, sebesar genggaman tangan. Kemudian dia membawa batu itu pulang ke rumah. Kemudian dia menyimpannya di laci meja.

Iciko belum menceritakan kepada ibu nya, mengenai hal ini. Namun ketika Iciko mejalankan rutinitasnya di ladang. Si adik malah mengetahuinya saat ia sedang mencari sesuatu di kamar Iciko. Adiknya tidak tahu benda apa itu, dan memberitahu ibunya. Ibu hanya tahu kalau itu sebuah batu. Tapi ibu terlihat keheranan, kenapa anaknya menyimpan sebuah batu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun