PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru) FISIP UPN "Veteran" Jakarta tahun 2025 menjadi salah satu pengalaman yang sangat berkesan bagi saya. Acara ini bukan hanya perkenalan dengan dosen, sistem akademik, dan lingkungan kampus, tetapi juga wadah untuk membangun kebersamaan antar mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia.
Sejak hari pertama PKKMB FISIP UPNVJ 2025, saya sudah merasakan suasana yang hangat. Ada sesi penyambutan dari fakultas, pengenalan jurusan, diskusi kelompok, hingga penampilan seni. Semua kegiatan dirancang agar mahasiswa baru bisa lebih mengenal teman-teman satu fakultas sekaligus memahami nilai-nilai kebersamaan yang dijunjung tinggi di FISIP. PKKMB bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan awal dari perjalanan mahasiswa dalam membentuk identitas baru sebagai bagian dari civitas akademika.
Keberagaman Budaya Teman-Teman FISIP
FISIP UPNVJ terdiri dari lima jurusan: Ilmu Komunikasi, Ilmu Politik, Hubungan Internasional, Sains Informasi, dan Kajian Film, Televisi, dan Media. Mahasiswa dari setiap jurusan membawa ciri khas dan minat yang berbeda. Ada yang senang berdiskusi isu politik, ada yang lebih kritis terhadap hubungan antarnegara, ada pula yang mengekspresikan kreativitas lewat media dan karya visual.
Namun, yang paling saya rasakan adalah keberagaman dari budaya teman-teman. Kami datang dari berbagai penjuru Indonesia---dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, hingga Papua. Setiap dari kami mahasiswa membawa tradisi, bahasa, dan cara pandang yang berbeda. Di sinilah FISIP menjadi ruang perjumpaan budaya, sebuah miniatur Indonesia dalam lingkup kampus.
Keberagaman Memperkaya Kampus dan Membangun Kebersamaan
Saya merasa keberagaman ini membuat suasana kampus jauh lebih hidup. Hal-hal sederhana seperti mencicipi makanan khas daerah yang dibawa teman, mendengar logat yang berbeda, atau mendiskusikan suatu topik dengan berbagai sudut pandang, membuat saya belajar banyak.
Dalam organisasi atau kepanitiaan, perbedaan latar belakang justru melahirkan ide-ide yang lebih kreatif. Saya menyadari bahwa cara kerja setiap orang bisa berbeda, tetapi ketika digabungkan hasilnya jauh lebih baik. Semangat gotong royong dan toleransi terasa nyata di setiap kegiatan, termasuk saat PKKMB FISIP. Saat diskusi kelompok misalnya, saya melihat bagaimana setiap orang punya kesempatan menyampaikan pendapatnya. Dari situ saya belajar untuk lebih terbuka, lebih sabar, dan lebih menghargai orang lain.
Refleksi: Keberagaman sebagai Modal Sosial Persatuan
Menurut saya, keberagaman di FISIP adalah gambaran kecil dari Indonesia. Kita semua tahu negeri ini punya ribuan pulau, ratusan suku bangsa, dan ratusan bahasa daerah. Sama seperti di kampus, keberagaman itu bisa jadi kekuatan kalau kita kelola dengan baik.
Saya percaya keberagaman adalah modal sosial yang sangat berharga. Dari keberagaman, saya belajar tentang toleransi, solidaritas, dan pentingnya menjalin hubungan lintas budaya. Semua itu bukan hanya bermanfaat selama kuliah, tetapi juga akan menjadi bekal ketika kita sudah masuk ke dunia kerja dan masyarakat luas.
PKKMB FISIP 2025 memberi saya pelajaran bahwa perbedaan bukan alasan untuk terpecah, melainkan kesempatan untuk saling melengkapi. Dengan saling menghargai dan menjaga kebersamaan, kita bisa menjadikan keberagaman sebagai kekuatan utama, baik di kampus maupun di Indonesia.
Penutup
Bagi saya, keberagaman di FISIP UPNVJ adalah wajah kecil dari Indonesia. Dari PKKMB FISIP, saya belajar bahwa perbedaan budaya bukanlah jarak yang memisahkan, tetapi jembatan yang menyatukan. Menjaga keberagaman berarti menjaga persatuan. Dan saya yakin, persatuan inilah yang akan menjadi modal berharga untuk menghadapi tantangan masa depan.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI