Mohon tunggu...
Khalisah AinulHilya
Khalisah AinulHilya Mohon Tunggu... Mahasiswa, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi di Universitas Pembanguanan Nasional Veteran Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mengurangi Tumpukan Plastik di Dunia Pendidikan : Plasticpay Sebagai Langkah Awal

12 Oktober 2025   09:16 Diperbarui: 12 Oktober 2025   09:16 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Analisis Kasus: Sampah Plastik di Lingkungan Kampus

Kampus memiliki karakter unik sebagai ruang publik yang padat aktivitas, dengan ribuan mahasiswa yang berinteraksi setiap hari. Aktivitas seperti makan di kantin, membeli minuman kemasan, atau penggunaan alat tulis sekali pakai menghasilkan limbah plastik dalam jumlah besar. Penelitian Saputri et al. (2024) di Universitas Negeri Semarang menunjukkan bahwa hampir 70% mahasiswa masih menggunakan plastik sekali pakai setiap hari, dan sebagian besar mengaku tidak mengetahui ke mana sampah tersebut berakhir setelah dibuang.

Hal yang sama terjadi di berbagai universitas di Indonesia. Penelitian Lasaiba dan Riry (2025) di Universitas Pattimura menemukan bahwa sampah plastik di lingkungan kampus bisa mencapai 10--15 kilogram per hari, sebagian besar berasal dari kemasan minuman dan makanan cepat saji. Namun, ketika diberlakukan sistem insentif dan edukasi berkelanjutan, jumlah tersebut turun secara signifikan dalam waktu satu bulan.

Kondisi ini mencerminkan bahwa perubahan perilaku mahasiswa sangat mungkin terjadi jika diberikan sarana, insentif, dan komunikasi yang tepat. Di UPN Veteran Jakarta, potensi perubahan ini besar mengingat mahasiswa memiliki tingkat kesadaran sosial tinggi. Tantangannya hanya pada bagaimana kampus dapat menghadirkan mekanisme partisipatif yang menarik agar isu lingkungan tidak hanya dipahami secara teoretis, tetapi juga diwujudkan dalam tindakan nyata.

Refleksi Mahasiswa: Realitas dan Harapan di UPN Veteran Jakarta

Sebagai mahasiswa, saya menyadari bahwa persoalan sampah di kampus bukan sekadar masalah kebersihan, tetapi cermin dari budaya dan tanggung jawab kolektif. Banyak mahasiswa yang sebenarnya peduli terhadap isu lingkungan, tetapi belum tahu bagaimana cara berkontribusi secara konkret. Upaya seperti penggunaan tumbler dan tas kain sudah dilakukan sebagian, tetapi belum menjadi gerakan bersama.

Di lingkungan UPN Veteran Jakarta, persoalan terbesar justru bukan ketiadaan fasilitas, melainkan kurangnya keterlibatan emosional mahasiswa terhadap isu sampah plastik. Mahasiswa cenderung merasa bahwa pengelolaan sampah adalah tanggung jawab petugas kebersihan, bukan bagian dari perilaku individu. Padahal, perubahan besar sering kali dimulai dari tindakan kecil yang dilakukan secara konsisten.

Melalui pendekatan seperti Plasticpay, saya yakin perubahan itu bisa mulai terwujud. Mahasiswa dapat melihat bahwa tindakan mereka berdampak nyata, bahkan mendapat reward atas kontribusinya. Lebih jauh lagi, jika kampus mengintegrasikan sistem ini ke dalam kegiatan organisasi mahasiswa atau UKM lingkungan, maka nilai edukasi dan partisipasi akan meningkat secara signifikan. Bayangkan jika setiap fakultas memiliki target pengumpulan plastik dan dipublikasikan secara transparan --- bukan hanya akan menumbuhkan kepedulian, tetapi juga semangat kompetitif yang positif antar-mahasiswa.

Solusi dan Inovasi: Plasticpay dan Strategi Kampus Hijau

Plasticpay bukan sekadar aplikasi daur ulang, melainkan model partisipasi digital berbasis ekonomi sirkular. Melalui konsep "plastic to points", mahasiswa dapat menukar sampah plastik menjadi poin digital yang bisa dikonversi menjadi uang elektronik, donasi sosial, atau produk ramah lingkungan (Good News From Indonesia, 2025). Program ini telah diterapkan di berbagai kota besar, termasuk Jakarta dan Bandung, dengan respons positif dari kalangan muda (RRI, 2025).

Jika diterapkan di kampus, Plasticpay dapat menjadi bagian dari strategi Green Campus Movement. Sistem ini bisa dimulai dengan pemasangan Smart Drop Box di titik-titik strategis seperti kantin, asrama, dan tiap fakultas. Mahasiswa yang rutin menyetor plastik akan mendapatkan poin yang bisa digunakan untuk diskon makanan di kantin, pembelian kebutuhan kuliah, atau penukaran merchandise kampus. Data hasil daur ulang ditampilkan secara terbuka di dashboard digital kampus, sehingga meningkatkan transparansi dan motivasi kolektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun