Ekuador merupakan negara dengan sistem moneter yang telah didolarisasi sejak tahun 2000. Kebijakan tersebut mengalihkan kendali kebijakan moneter nasional kepada dinamika eksternal, terutama neraca pembayaran dan pasokan dolar fisik. Ketergantungan Ekuador akibat kebijakannya diuji saat krisis minyak 2008 yang menyebabkan defisit neraca pembayaran dan kelangkaan uang tunai. Dalam merespons situasi tersebut, otoritas Ekuador mencoba menerbitkan instrumen pengganti uang seperti T-bills dan Dinero Electrnico. Namun, kedua instrumen tersebut awalnya gagal karena tidak dapat digunakan untuk membayar pajak atau kewajiban resmi.
Kegagalan otoritas Ekuador untuk menciptakan alternatif domestik atas sistem pembayaran berbasis dolar berdampak pada tren kemunculan cryptocurrency di negara tersebut. Kekecewaan publik terhadap Dinero Electrnico dan keterbatasan otoritas moneter dalam menyediakan instrumen yang stabil mendorong sebagian masyarakat mencari opsi lain di luar sistem resmi. Cryptocurrency, dengan sifatnya yang terdesentralisasi, tidak bergantung pada bank sentral atau mata uang nasional. Cryptocurrency menawarkan daya tarik tersendiri di negara yang tidak memiliki kedaulatan moneter penuh.Â
Di Ekuador, cryptocurrency bukan alat pembayaran sah dan penggunaannya sebagai pengganti dolar AS dilarang. Akan tetapi, belum ada regulasi eksplisit yang melarang aktivitas jual beli aset digital di negara tersebut. Di tengah lemahnya regulasi yang spesifik, ruang abu-abu ini memungkinkan adopsi aset digital tumbuh secara organik, dimulai dari komunitas-komunitas kecil sampai infrastruktur, seperti ATM kripto, mulai muncul di kota-kota besar Ekuador.
Mesin ATM kripto memungkinkan warga Ekuador untuk membeli dan menjual kripto seperti Bitcoin, Litecoin, dan Dash hanya dengan dompet digital dan uang tunai. Fenomena ini menjadi bukti bahwa di tengah larangan formal, masyarakat tetap mencari dan menciptakan sistem alternatif di luar kerangka konvensional. Hal ini memperlihatkan gejala disintermediasi keuangan, di mana transaksi tidak lagi bergantung pada bank atau lembaga keuangan tradisional.
Sistem Moneter: Terdesak atau Bertransformasi?
Sistem moneter tradisional bertumpu pada tiga pilar utama: otoritas moneter, legal tender, dan institusi perantara seperti bank sentral. Namun, cryptocurrency, yang berjalan di atas teknologi blockchain, yang bersifat terdesentralisasi, menggerogoti ketiga pilar ini sekaligus. Keberadaan ATM kripto di ruang publik menjadi simbol melemahnya kendali institusi formal terhadap instrumen pertukaran nilai.
Menurut teori disrupsi moneter dan studi-studi tentang financial innovation, kehadiran sistem digital alternatif menciptakan tekanan langsung terhadap efektivitas instrumen kebijakan seperti suku bunga, cadangan wajib, dan pengelolaan likuiditas. Di Ekuador, Bank Sentral telah berulang kali menegaskan pelarangan kripto sebagai alat tukar, tetapi secara bersamaan mengakui bahwa jual beli digital tidak dapat sepenuhnya dilarang. Ambiguitas ini membuka ruang abu-abu yang rawan terhadap pembentukan pasar paralel yang sulit diawasi. Menurut beberapa literatur tentang sistemik risiko keuangan, kondisi ini berpotensi mengguncang stabilitas ekonomi dalam jangka panjang.
Dampak terhadap Kebijakan Moneter
Cryptocurrency menghadirkan tantangan terhadap efektivitas kebijakan moneter karena memperlemah kendali bank sentral terhadap suplai uang dan mekanisme transmisi kebijakan. Jika masyarakat mulai menyimpan nilai dalam bentuk aset digital, bank sentral akan kesulitan mempengaruhi permintaan uang domestik melalui instrumen konvensional.
Bagi negara yang telah di dolarisasi seperti Ekuador, ancaman ini menjadi dua kali lipat. Pertama, negara tidak bisa mencetak mata uangnya sendiri. Kedua, aliran dolar yang masuk melalui transaksi kripto sulit dipantau dan berisiko menciptakan tekanan likuiditas atau inflasi yang tidak terdeteksi. Kondisi ini menciptakan bentuk baru dari risiko sistemik digital, di mana teknologi menciptakan saluran nilai yang berada di luar radar makroprudensial tradisional.
Ketegangan Geopolitik dan Fragmentasi Sistem Keuangan