Mohon tunggu...
Khairu Syukrillah
Khairu Syukrillah Mohon Tunggu... Relawan - Aceh | khairuatjeh@gmail.com | IG @khairusyukrillah

Berbuat baiklah bukan karena surga, tapi karena tuhan sudah sangat baik kepada kita

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Festival Jajanan Tradisional, Konsep Dagang Milenial

24 Februari 2020   07:41 Diperbarui: 24 Februari 2020   07:41 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara konsep dagang, maka yang dibutuhkan adalah cara pengemasan. Pengemasan tersebut adalah finalisasi dari tertariknya konsumen untuk membeli. Misal, dagangan jajanan pasar seperti kue tradisional yang dijajakan dipasar, dengan harga murah, warna-warni yang menarik, terkadang pengemasan atau cara dagang yang biasa saja, sulit untuk dilirik oleh konsumen terkecuali konsumen langangan turunan orang tua.

Namun di era milenial saat ini, banyak hal yang sederhana dapat dijajakan dengan cara yang tidak sederhana. Misal, kue-kue tradisional yang biasa dijajakan dipasaran, dengan harga murah lalu dikemas apik didalam sebuah kegiatan untuk diperjualbelikan di acara Festival Jajanan Tradisional, seperti yang dilakukan oleh kolaborasi Ibu-ibu PKK dengan pemuda dari Pokdarwis Garuda Jaya-Gugus Depan Teritorial dan Keluarga Pemuda Pelajar Mahasiswa Grinting (KPPMG) Desa Grinting, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes.

Dok Pri | Milenial Cantika
Dok Pri | Milenial Cantika

Festival jajanan tradisional yang dilakukan di Grinting secara sederhana adalah dagangan kue-kue khas tradisional yang sebenarnya sangat gampang untuk dicari dipasaran, namun cara pengemasannyanyang berbeda. Konsep yang dibalut dengan branding tradisional etnik seperti mengenakan pakaian adat, tatanan gerbang dengan perpaduan bambu dan kain batik, serta jejeran onthel klasik yang apik dibaur dengan keceriaan dari para pemuda milenial didalamnya, menjadikan "dagangan" yang biasa menjadi luar biasa.

Dok Pri
Dok Pri

Konsep ini pun efektif untuk menggaet para pedagang jajanan tradisional untuk ikut serta meramaikan dan berdagang hingga output akhir adalah dapat meningkatkan larisnya dagangan para pedagang. Peningkatan ini dapat dikatakan signifikan dibanding dengan yang selama ini mereka lakukan di lapak kaki lima dengan tatanan yang sederhana.

Sugiarto, ketua panitia mengatakan bahwa konsep tatanan di Festival Jajanan yang dilakukan salah satunya untuk meningkatkan pendapatan para pedagagang kue tradisional yang ada di Desa Grinting, hal tersebut terlihat dengan antusiasnya masyarakat untuk datang dan membeli jajanan tersebut hanya dengan tiket 5ribu rupiah dan bisa ditukarkan dengan 3 jenis jajanan yang telah tersedia didalam stand. Menurut Sugiarto, hanya dalam waktu hitungan menit, 500 tiket ludes terjual dengan harga 5ribu rupiah.

Dok Pri
Dok Pri

Disisi lain, Ali Sodikin selaku Ketua Pokdarwis Garuda Jaya mengatakan bahwa Festival Jajanan ini merupakan salah satu stimulan atau bahasa sederhananya adalau cek cek ombak, bagaiaman antusiasme masyarakat ketika dibuat acara seperti ini, ternyata diluar dugaan. Antusiasme masyarakat begitu meledak dan pecah untuk hadir dan menghabiskan seluruh jajanan yang tersedia didalam stand. Selain itu juga diharapkan acara ini dapat mendongkrak promosi wisata Mangroge Alas Jaran yang dikelola oleh pokdarwis.

Dok Pri
Dok Pri

Acara yang juga disuport oleh Kompasiana Brebes secara pemberitaan ini merupakan acara perdana yang dilakukan di Desa Grinting. Aziz Aminudin atau master Azam selaku koordinator liputan dari Kompasianan Brebes mengatakan bahwa acara seperti ini (festival jajanan) memang sangat luar biasa untuk menggaet perhatian masyarakat, apalagi dipadukan dengan susur sungai yang diapit mangrove yang dimiliki oleh Desa Grinting, menjadikan acara ini luar biasa. Selain Master Azam, turut hadir pula Herwanto dan youtuber kawakan pemilik chanel Trelep Media Chanel, Lukman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun