Semangat Baru Industri Anyaman Rotan di Desa Beleka Lombok Tengah

Tidak banyak bisnis yang mampu bertahan dalam waktu yang lama, apalagi jika sebuah bisnis mampu berumur lebih dari seperempat abad, ada banyak hal yang bisa membuatnya gulung tikar, seperti bisnis yang tidak lagi memberikan banyak untung, atau bisnisnya tidak bisa berinovasi dan dimakan kompetitor. Namun tidak bagi usaha anyaman di Desa Beleka Lombok Tengah, Jauh sebelum Pulau Lombok dikenal di dunia pariwisata, desa ini menjadi sentra industri anyaman tertua dan terbesar di Pulau Lombok.  kerajinan tangan sudah menjadi budaya dan tradisi. Semenjak 25 tahun yang lalu, hasil anyaman Desa Beleka mulai dikenal dan dipasarkan, pasarnya pun dari warga lokal hingga internasional.

Pemasaran hasil anyaman di Desa Beleka dijual ke daerah wisata lain yang ada di Pulau Lombok, atau dipasarkan langsung di tempat pembuatannya, dengan membuat gallery khusus. Bukan hanya di Pulau Lombok, hasil anyaman juga dipasarkan ke luar daerah seperti Jakarta, Bali dan daerah wisata lainnya. Namun pada bulan Agustus yang lalu terjadi bencana gempa bumi yang terus menerus, hal itu sangat berpengaruh terhadap industri wisata Sepulau Lombok, dan ini juga berdampak menurunnya pembelian anyaman di Desa Beleka Lombok Tengah

Namun saat ini geliat industri anyaman kembali bangkit, bahkan industri anyaman rotan di Desa Beleka Lombok Tengah ini lebih bergairah  dari sebelumnya. Banyak sentra industri anyamah rumahan yang muncul. 

Bangkitnya semangat pada industri anyaman ini didukung dengan adanya teknologi internet serta timbulnya kesadaran masyarakat untuk memampaatkan internet sebagai media pemasaran. Untuk proses promosi barang banyak menggunakan social media ataupun memanfaatkan marketplace.

dok.pribadi

Dukungan internet sebagai media pemasaran juga tidak bisa lepas dari dukungan jasa pengiriman yang murah dan mudah seperti JNE yang ada di sekitar daerah industri anyaman ini. Hal ini sangat membantu para pengerajin di Desa Beleka Lombok Tengah. Dengan adanya JNE, anyaman yang dulu hanya dipasarkan di Lombok dan Bali sekarang bisa dipasarkan sampai seluruh Indonesia.

Banyak masyarakat yang merasakan keuntungan dengan semakin berkembangnya industri anyaman di Desa Beleka Lombok Tengah. Para pemilik modal tidak mempekerjakan karyawan untuk membuat anyaman, karena proses pembuatannya dilakukan langsung oleh masyarakat di rumah masing-masing, biasanya adalah wanita yang sudah menikah dan sambil mengurus anak di rumah, dan dalam sehari bisa mengerjakan anyaman sampai dua buah. Bahkan pengerjaan anyaman tidak hanya dilakukan oleh warga Desa Belaka saja, tetapi sudah sampai beberapa desa tetangga.

Berbagai jenis anyaman bisa ditemukan di Desa Beleka Lombok Tengah, hasil dari anyamannya sangat beragam, mulai dari peralatan rumah tangga, hiasan dinding, pernak-pernik dekorasi, dan masih banyak jenis anyaman yang dihasilkan. Bahan dasar dari pembuatan anyaman di Desa Belaka adalah ketak (sejenis medong) dan Rotan.

Salah satu hasil anyaman yang menjadi andalan adalah kecupu, yang berbentu seperti wadah dengan bentuk bulat, dan biasanya digunakan sebagai tempat tembakau. Namun para pengerajin ulatan Desa Beleka tidak mau hanya kaku dengan satu bentuk, mereka juga membuat variasi lain seperti tas dan bantuk yang lebih menarik dan bermanfaat.

dokpri

Selain kecupu ada juga jenis tas yang dalam bahasa sasak disebut gandek, sebuah tas tradisional yang terbuat dari anyaman bambu dengan kayu yang diberikan ukiran pada bagian atas dan bawahnya. Seperti halnya sebuah tas, gandek juga digunakan sebagai menyimpan barang-barang pribadi.

Jika kita berkunjung langsung ke Desa Beleka, kita bisa melihat langsung proses pembuatan anyaman dari bahan bakunya hingga menjadi sebuah anyaman yang berkualitas  dan siap dipasarkan. Jika ingin mempelajari cara pembuatannya, anda akan diajarkan langsung cara pembuatannya.

Industri anyaman di Desa Beleka Lombok Tengah ini merupakan warisan yang harus terus dikembangkan dan diwariskan, sehingga keberadaannya tidak akan pernah hilang, dan secara ekonomi membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.