Salah satu sensasi menyenangkan saat berwisata ke Afrika Selatan (Afsel), adalah kesempatan untuk berada di ujung benua. Titik paling selatan Benua Afrika berada di negara ini, yang dinamakan Cape Point.
Kalau kurang ingat Afsel itu di mana, panduannya begini. Bayangkan benua Afrika. Sudah? Ingat arah mata angin, utara selalu di bagian atas, dan bagian bawah merupakan selatan. Nah, daratan paling bawah di benua Afrika itu adalah Afsel, kawasan paling ujung di Afsel itu dinamakan Cape of Good Hope atau Tanjung Harapan, dan titik terujung daratan itu dinamakan Cape Point dan ada mercusuar di situ.
Daratan berikutnya setelah Cape Point terpaut sekitar 6.248 kilometer, yakni Kutub Selatan. Cape Point pun menjadi garis khayal pemisah dua samudera, di kanan Samudera Atlantik dan di kiri Samudera Hindia. Air laut yang sama, tetapi dua nama yang berbeda.
Dahulu, dalam pelayaran pedagang Belanda mencari sumber rempah-rempah ke wilayah Hindia mereka sudah frustasi berada di lautan dan ingin segera menemukan daratan. Lantas berjumpa ujung daratan itu, harapan yang menjadi nyata. Itu makanya tempat itu kemudian dinamakan Cape of Good Hope, dan menjadi titik awal daerah kolonialisasi Belanda atas Afsel sebelum diambil alih Inggris.
Objek wisata yang berada dalam kawasan Taman Nasional Table Mountain ini selalu padat pengunjung. Turis dari berbagai belahan dunia berdatangan.
Mereka menyempatkan diri berfoto di papan penunjuk arah yang menampilkan hitungan jarak dari Cape Point ke berbagai tempat di penjuru dunia. Ke Paris 9.294 kilometer, New York 12.541, Berlin 9.575, Jerusalem 7.468, Amsterdam 9.635, Sydney 11.642 dan Singapura 9.667.Â
Sayang, tak ada penunjuk arah ke Jakarta berapa kilometer.
