Mohon tunggu...
Khairudin M. Ali
Khairudin M. Ali Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wartawan

Seorang wartawan...

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Gowes Seru, Dikejar Anjing hingga Kram Paha

16 Oktober 2015   05:05 Diperbarui: 16 Oktober 2015   08:10 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan baru saja lewati dusun Mbaju dan mulai menemukan kebun mangga di sisi bukit sebelum Pandai. Di sini gonggongan anjing galak sudah mulai terdengar. Kami memilih untuk mengayuh sepeda secepat mungkin. Bahkan drg Ihsan sempat sprint untuk menghindari kejaran anjng sudah mulai berhamburan keluar dari kebun warga. ‘’Lariiiii...,’’ teriak Pak Khairul dengan memutar sepedanya lebih cepat. Seru.
Melewati anjing galak, kami sudah mulai santai lagi hingga menuju jalan negara di Desa Pandai. ‘’Owh kita keluar di sini ya? Itu PLN kan?,’’ tanya Pak Khairul.

Sengatan matahari tidak bisa dihindari. Saya yang belum sempat sarapat mulai merasakan ada yang kurang beres. Perut berbunyi minta segera diisi. Di cabang Godo, saya memilih untuk mencari sekadar pengganjal perut. Di sebuah kios pinggir jalan saya beli roti isi pisang yang baru saja dibawa oleh penjual roti. Saya pikir ini pastilah masih baru, jadi cukup aman untuk dikonsumsi. Bersama sebotol air saya habiskan dua biji roti. Aman, pikir saya. Tinggal kayuh sepeda melanjutkan perjalanan ke Kota Bima. Hanya beberapa saat mengayuh sepeda, saya lihat kawan-kawan lain sedang duduk menunggu di depan kantor Bupati Bima yang sedang dibangun. Senang juga rasanya, jadi tidak perlu gowes sendiri.

Di sini ternyata ada penjual air tebu perasan. Saya pun istirahat sebentar sambil menikmati dua gelas air perasan tebu segar itu. Rasanya luar biasa, tenaga pun pulih kembali. Saya sampaikan kepada dr Irfan kalau saya sempat mampir beli roti karena sudah gemetaran. Yang namanya seorang dokter, istilah kedokterannya keluar juga. Menurut dr Irfan kasus seperti itu diderita oleh orang yang kekiurangan gula atau istilah kedokterannya Hypoglycemia. Kalau kelebihan gula dalam darah namanya Hyperglycemia. Menurut dr Irfan, kekurangan gula dalam darah sama bahayanya dengan kelebihan gula dalam darah. Harusnya kondisi gula dalam darah kita tetap normal untuk menjaga keseimbangan dalam proses metabolisme tubuh.

Kalau dr Irfan dan drg Ihsan nyerempet soal kesehatan, lain lagi dengan Kacab BNI Bima, Khairul Nawawi yang banyak bicara soal peluang bisnis. Mulai bisnis online hingga membuka kedai mie. Bertemu dan berinteraksi dengan mereka memang luar biasa. Banyak sekali motivasi yang bisa kita dapatkan.
Usai minum dua gelas air perasan tebu, rasanya segar sekali. Ibu penjual air perasan tebu ini berseloroh saat menyajikan kepada kami. ‘’Kalau esnya kurang bisa ditambah ya mas,’’ Katanya. Saya malah kembali menggodanya sambil mengatakan, ‘’Lha kalau air tebunya yang kurang gimana dong?’’ hehehe.

Sudah puas istirahat, kami kembali gowes ke Kota Bima. Di cabang Talabiu saya mulai merasakan tidak enak pada otot paha saya. Itu gejalanya persis sama dengan kejadian wakti saya gowes ke Wera beberapa bulan lalu. Ini pasti tanda-tanda otot paha saya akan tertarik dan kram. Saya kemudian memilih untuk mencari es batu atau air dingin dijual di sekitar cabang Talabiu. Hanya air dingin dalam kulkas yang saya dapat dan saya gunakan untuk kompres. Rasa tegang hilang. Saya hanya berharap tidak terjadi kram, karena sudah ketinggalan dari kawan-kawan. Saya memilih jalur jalan potong Palibelo-Panda supaya lebih cepat. Kawan-kawan lain pun sepertinya melewati jalur itu.

Baru saja saya mulai naik, tiba-tiba saja otot saya tertarik. Kram! Saya sendirian meringis di pinggir jalan. Sepeda pun saya simpan begitu saja karena saya menahan serangan rasa sakit di kedua paha saya. Kejadian yang sama dengan di Wera terulang. Sambil berusaha mengatasi kram yang saya alami dengan menekuk lutut, sepeda saya geser ke pinggir supaya tidak ditabrak kendaraan yang lalu lalang. Sekitar sepuluh menit saya sendirian di situ sebelum akhirnya muncul mobil pick up. Saya berinisiatif untuk angkat tangan dan meminta bantuannya.

Sopir mobil kap terbuka itu hanya membawa dua orang wanita setengah baya di depan. Di bak belakang hanya saya dengan sepeda. Saya masih mampu menaikkan sepeda dan saya sendiri berusaha dengan susah payah. Saya tidak berani duduk di atas bak terbuka itu. Di puncak tanjakan, saya temukan kawan-kawan lagi sitirahat. Saya teriak dan memberikan isyarat kalau saya kena serangan kram pada otot paha. Mereka hanya melambai. Sementara dr Irfan, Pak Khairul Nawawi, dan Pak Tulis Tyanto sudah jauh melewati Panda. Hebat, jempol untuk ketigaanya. Saya melambaikan tangan pada mereka sambil menunjuk paha. ‘’Saya kram,’’ teriak saya.

Saya meminta bantuan pada sopir mobil bak terbuka itu untuk mengantar saya sampai ke rumah. Saya mengucapkan terima kasih pada Pak Zaidun, warga Jati Baru yang menikah dan tinggal di Wera. Dalam perjalanan ketika saya pindah duduk di depan, dia cerita penuh antusias soal Pilkada Kabupaten Bima. ‘’Saya juga memilih Pak,’’ katanya. Zaidun ternyata pandai juga bicara politik. Saya hanya iya-iya saja sambil memancing untuk mengetahui peta politik di Wera dari masyarakat seperti pak Zaidun. Dia mengeluarkan penilaian atas masing-masing pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bima tahun 2015-2020. Kesimpulan saya, mereka cukup cerdas tapi masih kurang referensi.

Saya minta maaf pada kawan-kawan KBC atas masalah kram yang saya alami sehingga kita tidak bisa gowes bareng hingga kembali ke Kota Bima. Saya akan terus meningkatkan daya tahan di masa yang akan datang. Sebab selama saya gowes sendirian selama ini, baik durasi maupun jaraknya saya pilih yang pendek saja. Jalur menanjak yang penting berkeringat. Saya lupa melatih daya tahan untuk jarak yang jauh dengan durasi yang lama. Paling jauh saya hanya ke Wawo. Itu pun kembalinya hanya tinggal dorong karena jalanan menurun. Salam gowes, salam sehat, salam santai, dan tetap bugar! (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun