Mohon tunggu...
Khaidir Asmuni
Khaidir Asmuni Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Alumnus filsafat UGM

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dibalik Interupsi Anies dan Fadel Muhammad tentang Masalah Bangsa

2 Desember 2021   22:47 Diperbarui: 3 Desember 2021   04:30 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada dua peristiwa penting yang patut disoroti dalam pekan ini. Yang pertama terkait Anies Baswedan yang menyentuh persoalan upah buruh yang terkait dengan penerapan omnibus law. Dan yang kedua adalah adanya pernyataan dari pimpinan MPR RI, dalam hal ini wakil ketuanya yaitu Fadel Muhammad (kemudian didukung oleh ketua MPR RI Bambang Soesatyo) yang meminta Presiden agar memberhentikan Menkeu Sri Mulyani dengan alasan memotong anggaran lembaga tersebut.

Dua peristiwa ini bisa saja dikait-kaitkan ataupun tidak dikaitkan dengan apa yang sedang dihadapi oleh bangsa ini. Namun jika dikaitkan, keduanya terkesan gagal paham terhadap apa yang sedang dihadapi oleh bangsa, dalam skala persoalan yang lebih besar. Atau, di balik peristiwa itu memang ada agenda lain yang tidak diketahui publik.

Hal pertama misalnya yang dilakukan oleh Anies Baswedan saat menghadapi massa demo buruh dari Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan Minuman-Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SP RTMM-SPSI) di depan Balai Kota DKI, beberapa waktu lalu.

Sebuah analisis (boleh dibantah) menyebutkan bahwa upaya Anies Baswedan untuk menaikkan upah buruh di atas omnibus law akan tidak sejalan dengan sejumlah program pemerintah. Salah satunya upaya menarik investasi yang menginginkan soal upah itu tidak bertentangan dengan keinginan investor.

Disamping itu, di tengah persaingan global, tidak hanya investor asing yang dibutuhkan berkembang untuk menopang perekonomian Indonesia, tapi juga usaha lokal. Upah yang tinggi bagi usaha lokal tidak menjamin kualitas produk yang dihasilkan membaik jika harus bersaing di pasar internasional.

Lebih jauh, apa yang dilakukan Anies bisa dinilai menginterupsi upaya untuk menjadikan Indonesia menjadi negara maju karena dengan adanya tuntutan itu menyebabkan program ekonomi diganggu masalah
kenaikan upah dan terus menerus membuat Indonesia akan terjebak pada middle income trap.

Tidak dipungkiri bahwa di Indonesia umumnya produk (seperti manufaktur) sangat mengandalkan tenaga manusia  yang minim teknologi.

Perdebatannya adalah dari sisi cost yang dikeluarkan dalam menghasilkan produk akan tinggi karena harus mengeluarkan upah.

Berbeda dengan tenaga manusia, penggunaan teknologi atau mesin lebih efektif dan efisien. Selain mampu berproduksi cepat memenuhi permintaan, juga lebih berkualitas untuk bersaing.

Seperti yang diungkapkan sejumlah ahli bahwa umumnya negara berkembang akan sulit menjadi negara maju karena kebijakan-kebijakan yang mempertahankan program padat karya yang banyak menggunakan tenaga manusia. Hal ini dinilai, produk yang dihasilkan akan sulit bersaing di dunia internasional karena negara maju telah menggunakan teknologi yang lebih canggih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun