Mohon tunggu...
Wayan Kerti
Wayan Kerti Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Negeri 1 Abang, Karangasem-Bali. Terlahir, 29 Juni 1967

Guru SMP Negeri 1 Abang, Karangasem-Bali. Terlahir, 29 Juni 1967

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Potret "Pak Lis" di Mata Didi Sprijadi

24 Januari 2019   14:59 Diperbarui: 30 Januari 2019   14:43 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                      Identitas Buku

  1. Judul Buku: Jejak langkah Perjuangan PAK LIS
  2. Penulis: Didi Suprijadi
  3. Pengantar: Unifah Rosyidi (Ketum PB PGRI)
  4. Penerbit: Prenada
    Ketebalan Buku: xi + 108 halaman
  5. Cetakan ke: 2 Desember 2018
  6. ISBN: 978-602-5695-08-7

 

Buku ini ditulis atas kekaguman Didi Suprijadi pada sosok Dr. H. Sulistiyo, M.Pd., yang biasa disapa "Pak Lis", sebagai sosok mantan Ketua Umum PB PGRI yang mumpuni. Pada awal tulisannya, Didi Suprijadi memuji Pak Lis, bak "Singa Podium" karena kepiawaian Beliau dalam berpidato di hadapan para guru. Hal itu terlihat  pernyataan, "Dalam sekejap, ia singa podium di atas panggung, berapi-api berpidato di hadapan massa guru. Membakar massa. Kadang ia menghujat. Kadang menyampaikan retorika. Kadang menyusupkan satire". 

Di mata Didi Srpijadi, sosok Pak Lis terkenal orasinya berapi-api ketika memberi kesadaran tentang pentingnya guru berorganisasi, berpolitik, dan menuntut hak-hak yang semestinya diterima guru. Kecintaannya pada para guru, membangkitkan simpati yang menghendaki perjuangan guru. Didi Suprijadi juga menyoroti tentang prinsip Pak Lis bahwa selain berorganisasi, masa depan guru dapat diraih dengan jalan politik. 

Ungkapan "guru mesti bebas politik", baginya (Pak Lis) sudah ketinggaln zaman. Dengan kesadaran politik, guru (mantan guru) dipercaya dapat memperjuangkan kaumnya. Di samping itu, pada bagian ini juga dituliskan bagaimana keberanian dari sosok Pak Lis  yang dalam memberikan kritik yang tajam kepada birokrasi yang dianggap memprihatinkan. 

Namun, pada sisi yang lain juga disebutkan bahwa Pak Lis adalah sosok lelaki yang lugas dalam pembawaannya sehari-hari, santun, dan ramah sehingga selalu disegani oleh para kolega dan bawahannya. 

Bahkan dalam sambutan Dr. Unifah Rosidi, M.Pd. (Ketua Umum PB PGRI), mengatakan bahwa rasanya tidak akan habis tinta seluas samudra kertas untuk menuliskan berbagai kenangan tentang kehebatan, kegigihan, keteladanan, dan ketajaman berpikir dari Pak Sulistiyo (Pak Lis).

Riwayat Hidup, Kesan Para Tokoh, Cerita Perjuangan Pak Sulistyo

Pada bagian ini, dikisahkan oleh Didi Suprijadi tentang masa kecil dan desa kelahiran Pak Sulistiyo di Banjarnegara. Masa-masa pendidikannya, sampai riwayat organisasi dan kariernya, hingga puncaknya terpilih sebagai anggota DPD RI periode 2014-2019, namun tetap komit berjuang untuk guru dan dunia pendidikan. 

Selanjutnya, dilukiskan kisah tragis yang dialami sang "singa podium" yang gugur bersama 3 orang lainnya pada Senin, 14 Maret 2016 akibat musibah kebakaran di ruang tabung chamber RSAL Mintohardjo saat terapi hiperbarik. Peristiwa menjadi cerita dukacita nasional tidak saja di kalangan pendidikan, tetapi juga bagi bangsa dan negara. 

Berbagai tokoh nasional pun memberikan ucapan dan kesan yang mendalam, mulai dari Susilo Bambang Yudoyono (Presiden RI saat itu), Irman Gusman (Ketua DPD RI saat itu), Anies Baswedan (Mendikbud saat itu), Oesman Sapta Odang (Wakil Ketua MPR RI saat itu), dan juga berbagai tokoh dari berbagai kalangan yang lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun