Mohon tunggu...
Renita Yulistiana
Renita Yulistiana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan

I wish I found some better sounds no one's ever heard ❤️😊

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

COVID-19 Membuat Kami Saling Menyayangi

14 Maret 2020   01:17 Diperbarui: 14 Maret 2020   01:10 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Saya tidak pernah membayangkan. Menjadi seorang saksi bertumbuhnya mereka. Anak-anak kecil yang dulu saya tidak kenali. Mereka sudah membersamai saya kurang lebih tiga tahun. Saya terpana, melihat tinggi yang dulu hanya sepinggang, kini sudah mendekati pundak saya. Juga melihat, yang dulu giginya baru tumbuh dua. Kini atas bawah sudah masing-masing lima. Serta, keajaiban dia dia yang lain. 

Seperti mula, yang tidak pernah terbayangkan. Ini akan berlaku sama, untuk kondisi beberapa pekan bahkan bulan ke depan. Tidak pernah terbayangkan, jika akhir pekan, tidak menyapanya. 

Mereka, anak-anak penyumbang 94% semangat untuk hidup orang dewasa. Tidak ada rutinitas membuat kesepakatan kelas. Tidak mendengar suara gaduh berlarian. Tidak ada bunyi sebuah aduan karena temannya makan di dalam ruangan. Tidak ada lagi yang bersembunyi di dalam kain hitam bergelayut tambang kuning--sebagai pembatas mushola. Tidak ada lagi jenis teriakan dan tangis yang akan saya dengar.

Bukan hanya anak-anak. Dalam beberapa waktu ke depan, saya juga akan kehilangan mereka. Para manusia yang selalu menebarkan hal positif dan bersedia menyisakan waktunya di akhir pekan, demi hal yang tidak ada imbalannya. Paling, hanya disogok dengan seplastik siomay atau sebungkus biskuit yang dimakan bersama-sama. Itupun jika--terhitung sebagai imbalan.

Mereka datang dari berbagai wilayah. Tidak hanya satu. Hanya modal percaya, kini kebaikan mereka sudah terkumpul membentuk markas besar. Tebakan saya, mereka sudah berhasil membahagiakan diri--dan lingkungannya. Andai hiperbola tidak menjijikan. Saya, mungkin akan mengulas terus menerus, per satu dari mereka. 

***

Beberapa jam lalu, saya tidak menyangka bisa menulis melebihi 200an kata. Bahkan, saya tidak menyangka akan menulis. Padahal, saya tahu dan sadar. Bahwa perpisahan ini hanya sementara. Sambil menunggu episode akhir, sebuah kisah sinetron skala dunia.

Saya tidak peduli, jika episodenya akan panjang. Bisa saya hanya berdoa. Merajuk sang Maha Kuasa, untuk sebuah hal yang baik. Tahu saya, hanya satu. COVID--19 sudah berhasil membuat kami--saling menyayangi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun