Mohon tunggu...
Kenneth Harrison
Kenneth Harrison Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMA

Penyuka kucing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Paulin dan Kekuatan Cenayang

21 November 2022   01:05 Diperbarui: 21 November 2022   01:12 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Paulin dan Kekuatan Cenayang

Paulin merupakan seorang siswi SMA yang baik dan memiliki banyak teman. Ia memiliki teman dekat bernama Kaylie yang juga baik dan pendiam. Lalu ia menyukai seorang siswa bernama Dimas. Kehidupan Paulin awalnya sangat sederhana dan berjalan mulus seperti siswi SMA pada umumnya. Sampai suatu hari ada kejadian yang menimpanya. Sebuah kejadian yang akan merubah hidupnya selamanya.

Pada suatu hari, Paulin menjalani hari-hari bersekolahnya seperti biasa. Ia bersenang-senang di sekolahnya bersama dengan teman-temannya. Sepulang sekolah, Paulin biasanya langsung bergegas jalan ke tempat lesnya. Namun kali ini, Paulin sedang sangat kelaparan. Ia memilih untuk mengambil arah jalan yang berbeda dari biasanya untuk membeli dulu bakso di tengah jalan. Saat di jalanan sempit untuk ke tempat bakso yang ingin ia datangi, Paulin menemukan sebuah cincin yang tergeletak begitu saja di jalan. Karena penasaran, Paulin pun mengambilnya. Ia menatapi cincin itu dan ia pun berpikir bahwa cincin tersebut terlihat indah. Tadinya Paulin ingin menaruhnya lagi di jalan karena ia tidak ingin dikira mencuri. Namun ia pikir cincin indah tersebut lebih baik ia simpan daripada tidak ada yang mengambilnya. Singkat cerita, Paulin pun sampai di kos tempat ia tinggal. Ia bergegas tidur untuk istirahat karena sudah lelah melakukan kegiatan sepanjang hari. Ia pun langsung terlelap.

Keesokan harinya, Paulin terbangun dengan perasaan yang berbeda. Ia merasa aneh dari biasanya. Ia pun bergegas mandi dan sikat gigi untuk masuk ke sekolah. Saat ingin membuat roti selai untuk sarapan, teman kos nya pun datang menghampiri. Seperti biasanya, Paulin membuatkan juga roti selai untuknya karena Paulin memang selalu membuatkan temannya itu sarapan setiap hari. Namun tiba-tiba, Paulin mendengar suara,”Aduh, bosan sekali makan roti selai. Lagi pengen indomie nih.”. Paulin pun menengok ke segala arah di ruang makan kos nya tersebut. Namun Paulin tidak menemukan siapapun lagi selain dirinya dan teman kos nya itu. Paulin pun dengan bingungnya langsung menawarkan Indomie pada temannya itu. Temannya pun kaget terheran-heran karena temannya itu tidak mengucapkan sepatah kata pun semenjak bangun, tetapi Paulin tahu bahwa ia ingin makan indomie. Dengan polosnya, Paulin langsung membuatkan indomie untuk temannya itu. Ia mengira bahwa temannya memang mengucapkan kalimat itu dengan sengaja.

Saat sampai di sekolah, ia merasa bahwa suasana di sekolah lebih bising dari biasanya. Terdengar banyak obrolan samar-samar  yang terdengar. Paulin pun duduk di meja terdekat dengan meja guru karena memang di situ tempat ia duduk. Pelajaran pertama dimulai dan Pak Budi pun mulai mengajar matematika. Paulin pun menyimak dengan baik. Namun setelah selesai membahas satu materi, sang guru duduk dengan muka yang kelelahan. Paulin pun menatap tepat ke matanya. Paulin merasa Pak Budi tidak seperti biasanya. Ia terlihat lebih kelelahan dari biasanya. Tiba-tiba Paulin mendengar suatu suara Pak Budi, ”Aduh kemarin sepertinya saya memeriksa nilai murid sampai terlalu larut malam.”. Paulin pun terkaget. Ia sangat yakin bahwa Pak Budi tidak membuka mulut sama sekali. Karena Paulin pintar, ia pun langsung menyimpulkan sesuatu. Berdasarkan kejadian tadi pagi dan barusan itu, Paulin langsung mengetahui bahwa ia dapat membaca isi pikiran seseorang.

Saat istirahat tiba, Paulin makan bersama teman dekatnya, yaitu Kaylie. Mereka membicarakan hal-hal yang biasa mereka bicarakan. Mulai dari pelajaran sebelum istirahat dan setelah istirahat tiba, film-film korea yang mereka tonton, dan tentunya yang paling seru adalah pembahasan tentang orang yang mereka sukai. Paulin sedang menyukai seseorang bernama Dimas beberapa bulan ini. Dimas merupakan laki-laki yang tampan, pintar, dan baik. Maka dari itu Paulin menyukainya. Mereka membahas Dimas dengan seksama. Tiba-tiba, datang seorang perempuan bernama Arlene. Ia merupakan teman sekelas Paulin yang sangat sombong dan angkuh. Ia juga sering merendahkan orang lain. Arlene datang dan langsung mengejek makanan yang dibawa Kaylie dan Paulin. Ia menyombongkan bekal yang ia bawa. Paulin dan Kaylie pun tentunya kesal dengan kehadiran Arlene di situ. Kerjaannya hanya mengomel terus. Karena kesal, akhirnya Paulin ikut mengejek makanan yang dibawa Arlene. Wajah Arlene pun terlihat sangat kaget. Ia pun langsung pergi dari hadapan Paulin dan Kaylie. Paulin merasa senang karena bisa membalas ejekan Arlene tersebut. Paulin dan Kaylie pun langsung bercanda bersama.

Singkat cerita, sepulang sekolah, Paulin bergegas mengerjakan PR dan lanjut tidur. Paulin terus kepikiran tentang ejekannya kepada Arlene tadi di sekolah. Ia merasa sangat lega bisa membalas ejekan perempuan sombong itu. Sebelum tidur, Paulin merasakan ada yang aneh. Ternyata, cincin yang kemarin Paulin ambil dari jalan selama ini ada di kantung celana seragamnya. Paulin pun meliaht-lihat lagi cincin tersebut sembari tiduran di ranjangnya. Tanpa disadari, Paulin tidur dengan kondisi memasang cincin tersebut di tangannya. Paulin pun langsung mendapatkan mimpi yang aneh. Ia melihat Arlene yang sedang terduduk di kamarnya. Tetapi, Arlene yang ia lihat lebih kecil dari sekarang. Ia terlihat berumur sekitar 13 tahun. Tiba-tiba, kakaknya Arlene pun datang ke kamarnya sambil menangis. Arlene kecil pun memeluk kakaknya itu sambil ikutan menangis. Paulin pun terkaget karena ia tidak pernah tahu bahwa Arlene memiliki seorang Kakak. Paulin mengira selama ini bahwa Arlene merupakan anak tunggal. Lalu mimpi itu tiba-tiba membawa Paulin untuk melihat kejadian lain. Paulin diperlihatkan kakaknya Arlene yang sedang bersekolah di kelas 11 SMA. Paulin pun memperhatikan dengan seksama. Ternyata, kakaknya Arlene tersebut dibully oleh teman-temannya. Ia melihat bahwa kakaknya itu memilih untuk diam meskipun semua orang mengejeknya. Mimpi tersebut tiba-tiba membawa Paulin untuk melihat sudut pandang lainnya. Paulin melihat  bahwa sebenarnya kakaknya Arlene tersebut merupakan seorang perempuan yang sangat berbakat. Ia mampu berdandan dengan sangat baik, pintar dalam matematika, dan juga ia mampu merancang baju dengan baik. Ia bercita-cita untuk menjadi seorang fashion designer. Tiba-tiba, semuanya itu membawa Paulin untuk melihat sesuatu yang tidak pernah Paulin lupakan. Kakaknya tersebut depresi karena dibully, dan akhirnya memilih untuk bunuh diri dengan cara melompat dari atap apartemen.

Paulin yang terkaget pun langsung terbangun dari tidurnya. Ia melihat bahwa pagi sudah datang dan ia bangun di saat yang tepat. Paulin pun langsung menyadari bahwa cincin yang dipakainya itu membuatnya bisa melihat hal-hal yang Paulin tidak pernah lihat sebelumnya. Paulin pun langsung berangkat ke sekolah dengan membawa cincin tersebut di kantung celananya. Paulin langsung berpikir bahwa cincin tersebut dapat memberinya kekuatan untuk membaca pikiran dan juga melihat masa lalu seseorang. Cincin tersebut juga tidak perlu dipakai di tangan untuk membuat Paulin bisa membaca pikiran.

Paulin pun datang ke sekolah seperti biasanya. Namun, ia masih terpikir tentang mimpinya kemarin malam. Paulin kurang yakin apakah mimpi tersebut benar-benar masa lalu yang telah terjadi atau hanya sekadar mimpi saja. Paulin pun mencari tahu dengan cara memasuki ruang guru secara diam-diam saat istirahat tiba. Ia mencari arsip murid-murid kelas 11 empat tahun yang lalu. Paulin membuka semua lembaran dengan cepat karena takut ketahuan oleh guru. Tiba-tiba ia menemukan seorang siswi SMA yang bernama Aileen. Ia memiliki nama belakang yang sama dengan Arlene. Paulin pun langsung percaya bahwa Arlene betul-betul memiliki seorang Kakak. Setelah itu, Paulin mencoba mencari seluruh berita tentang kasus bunuh diri anak SMA pada empat tahun terakhir. Tanpa menunggu lama, Paulin menemukan kasus bunuh diri seorang siswi SMA yang terjadi di suatu sekolah yang mirip dengan sekolah yang ada di mimpi Paulin kemarin. Paulin pun langsung bergegas kembali ke kelas seolah tak ada yang terjadi.

Karena masih tersisa banyak waktu, Paulin memilih untuk memakan bekalnya sebelum istirahat selesai. Ia datang mendekati Kaylie yang sudah duluan makan untuk makan bersama. Tiba-tiba, muncul Arlene yang sedang memakan bekalnya. Kali ini Arlene tidak mengganggu Paulin maupun Kaylie sama sekali. Karena penasaran akan semua hal tersebut, Paulin menatap mata Arlene secara mendalam. Lalu Paulin tiba-tiba mendapat penglihatan bahwa Arlene setiap hari bersusah payah memasak makanannya untuk dijadikan bekal. Lalu penglihatan tersebut langsung menghilang. Paulin pun terkaget. Karena kepintarannya, Paulin langsung dapat menyusun semua peristiwa yang terjadi menjadi suatu narasi yang dapat dipahami.

Arlene merupakan seorang anak kecil yang kehilangan kakaknya saat berusia 13 tahun. Kakaknya tersebut memilih untuk bunuh diri karena dibully oleh teman-temannya di sekolah. Arlene pun marah dan sedih akan hal tersebut. Kematian kakaknya membuat Arlene berpikir bahwa untuk hidup terus di dunia ini, maka dunia harus dapat mengakui kita. Kakaknya Arlene memilih jalan untuk menyembunyikan kebolehannya sehingga dibully. Arlene pun yang memiliki bakat memasak memilih untuk menyombongkannya sepanjang waktu. Maka dari itu, Arlene sangat terpukul saat kemarin bekal hasil memasaknya itu diejek oleh Paulin. Padahal, makanan tersebut cukup sulit untuk dibuat oleh anak SMA pada umumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun