Mohon tunggu...
Ken Ichiro Wiyogo
Ken Ichiro Wiyogo Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar

Seorang pelajar magis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tenggelamnya Jakarta, Ancaman Besar Subsidensi Tanah

28 April 2024   00:08 Diperbarui: 28 April 2024   00:43 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta, sebuah kota yang tentu tak asing lagi bagi kita. Ibu kota Indonesia yang tak pernah tidur ini kini menghadapi ancaman besar di bawah seluruh hiruk pikuk jalannya. Fenomena itu dikenal sebagai subsidensi tanah, atau sederhananya penurunan permukaan tanah, dan menimbulkan berbagai tantangan dan masalah bagi lingkungan, infrastruktur, dan jutaan penduduknya.Subsidensi tanah yang terjadi di Jakarta ini terjadi karena berbagai hal. Dalang utama dibaliknya ada pada pengambilan air tanah. Penduduk Jakarta banyak memanfaatkan air tanah untuk berbagai kebutuhan airnya. Perpipaan dan suplai air yang kurang mendukung, biaya yang dapat membebani, kurangnya alternatif sumber air, dan berbagai faktor lainnya menjadi alasan para penduduk menjadikan air tanah sebagai sumber air utama. Kini, seiring dengan peningkatan penduduk ibukota, kita menghadapi peningkatan kebutuhan air yang pesat. Pengambilan air tanah dilakukan dengan jumlah yang begitu besar, lebih cepat dari kemampuan akuifer mengisi dirinya kembali dengan air tanah, sehingga banyak diantaranya yang terkuras habis. Ini kemudian menyebabkan tanah di berbagai daerah untuk memadat dan menyebabkan penurunan permukaan.Tak hanya itu, faktor penyebab lainnya juga turut berkontribusi pada penurunan tanah ini. Satu faktor yang terlibat adalah urbanisasi pesat wilayah Jakarta dan sekitarnya. Ini menyebabkan pembangunan infrastruktur secara ekstensif di seluruh wilayah, dimana banguan-bangunan ini akan menekan pada tanah dan menyebabkannya menjadi semakin padat. Kita juga tak bisa melupakan faktor geografis. Jakarta dibangun di tanah sedimen yang cenderung lebih mudah dipadatkan. Jakarta juga terletak pada pantai utara Jawa, yang berarti resiko tambahan datang dari laut yang sedang mengalami kenaikan permukaan di seluruh dunia.

Karena penurunan tanah ini, kita menghadapi berbagai permasalahan. Masalah pertama tak mungkin asing bagi warga Jakarta, yaitu banjir. Jakarta akan mengalami banjir yang semakin sering dan parah, terutama di puncak musim hujan. Pemadatan tanah yang terjadi menyebabkan kapasitas serap tanah menjadi semakin rendah. ini kemudian memperparah banjir yang mengganggu jalannya berbagai aktivitas dan menyebabkan kerusakan yang besar. Subsidensi tanah sendiri dapat menyebabkan kerusakan pada infrastruktur kota seiring bentuk tanah berubah. Bangunan dapat menjadi retak, tidak stabil, mengalami deformasi, atau bahkan rubuh. Subsidensi tanah juga membuka jalan bagi air laut untuk masuk dalam akuifer dan mencemari air tanah. Ini semakin memperparah keadaan air di Jakarta dengan merusak suplai yang diperlukan masyarakat, sebab air yang terkontaminasi ini menjadi tak layak konsumsi.

Melihat ancaman besar ini, kita tak bisa tinggal diam. Maka, diperlukan adanya suatu solusi yang menyelesaikan akar permasalahan ini.

Pertama, kita perlu melihat pada penggunaan air tanah. Pemerintah harus menerapkan regulasi yang tegas pada pengambilan air tanah, misalnya kuota dan perizinan, dan melakukan pengecekan yang rutin untuk mengurangi volume air yang diambil dari akuifer di seluruh wilayah kota. Kita juga perlu mempertimbangkan penggunaan sumber air alternatif. Selain itu, pemerintah dapat mengusahakan subsidi air PAM bagi masyarakat yang berkekurangan. Infrastruktur distribusi air perlu ditingkatkan agar mampu menyediakan air bersih bagi seluruh penduduk kota.


Kedua, kita melihat pada segi perencanaan kota. Kita harus memperhatikan wilayah-wilayah yang beresiko tinggi mengalami subsidensi tanah dan menyesuaikan perencanaan kota agar tidak melakukan pengembangan berlebih di wilayah-wilayah tersebut. Praktik pengembangan kota yang ramah lingkungan dan hemat ruang perlu dipertimbangkan dan diterapkan.

Dengan mengimplementasikan solusi-solusi ini, kita akan mengurangi resiko subsidensi tanah di Jakarta. Semua ini perlu dimulai dengan memahami secara mendalam apa yang menyebabkan ancaman ini, dilanjutkan dengan pengembangan berbagai metode penyelesaian terhadap akar-akar permasalahan ini. Perlu juga dilakukan penyesuaian terhadap hal-hal yang dapat disebabkan oleh subsidensi tanah, seperti banjir, deformasi tanah, dan pencemaran air tanah, agar dampak negatifnya dapat diminimalisir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun