Inilah pertanyaan yang ada dalam pikiran saya ketika artikel tentang pemberitaan ucapan Ruhut Sitompul menghilang dari profil saya, begitu juga dari daftar terpopuler. Terlebih saya mencoba mengakses Inilah.com yang saya pakai sebagai referensi artikel saya itu juga tidak dapat diakses. Saya terus mengingat apa yang saya tulis dalam artikel saya yang menghilang tersebut, mungkin ada kalimat provokative yang menyebabkan tulisan saya dibredel admin. Saya sudah tulis lagi sebuah artikel mempertanyakan hilangnya artikel saya itu, saya save dahulu untuk menyakinkan memang artikel saya itu benar2 dibredel. Ternyata dugaan saya keliru, justru artikel yang hilang tadi sudah nangkring di HL.
Trik politik, seperti itulah yang saya lihat dari apa yang diucapkan oleh Ruhut Sitompul seperti sebuah skenario yang dilakukan berdasarkan kerja jaringan intelejen, ledakkan dan selesaikan. Ucapan yang dapat diterima sebagai penghinaan tersebut tentunya akan membuat rakyat Jogya yang pro Sultan akan marah dan bergolak, namun kekuatannya dapat diukur sehingga mudah untuk menyelasaikannya dengan aturan hukum yang berlaku. Trik tersebut dapatlah dikatakan meniru gaya2 CIA, hukum menjadi panglima tetapi masyarakat dibuat melakukan pelanggaran hukum dengan melakukan kerusuhan. Benarkah seperti itu ?. Mudah2an masyarakat Yogya yang pro Sultan tidak terpancing emosinya yang dapat merugikan perjuangannya sendiri.
Inilah artikel yang sempat menghilang ternyata masuk HL
http://politik.kompasiana.com/2010/12/15/seperti-gerakan-pki-itu-kata-ruhut/
