Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rupiah Makin Terseok, Antara Kepentingan Politik dan Ekonomi

11 Mei 2018   01:59 Diperbarui: 11 Mei 2018   02:20 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rupiah dan dollar AS(THINKSTOCKS)

Bank Indonesia merilis posisi cadangan devisa Indonesia pada April 2018  sebesar USD124,9 miliar. Angka ini menurun dibandingkan cadev di posisi Maret 2018 yang mencapai USD126,0 miliar.Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung  ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan  sistem keuangan. Alasanya, jumlah cadangan devisa tersebut setara untuk  7,7 import dan membayar hutang luar negeri, jauh diatas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan import.

Penurunan cadangan devisa pada April 2018 terutama dipengaruhi  penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan  stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan  global yang masih tinggi.

Namun melihat trend penguatan US $ yang sudah tembus pada nilai tukar Rp.14.074 per US $, kemungkinan kalau hanya mengandalkan cadangan devisa bukan tidak mungkin cadangan devisa akan terus tergerus.

Dari posisi BI, kemungkinan untuk menahan laju pelemahan rupiah hanya ada dua opsi yaitu melakukan intervensi pasar uang dengan melepas cadangan devisa atau menaikan suku bunga BI.

Menaikan suku bunga BI dengan tujuan untuk menarik uang uang rupiah yang beredar dan melakukan pengetatan pemberian kredit, efeknya akan menggangu sektor riel yang dapat berimbas pada masalah perburuhan. Apalagi menjelang pilpres, gejolak perburuhan dapat menimbulkan citra negatif dalam penjaringan suara.

Ibarat buah simalakama, dua opsi tersebut sama mengandung resiko, melakukan intervensi pasar uang sangat rentan oleh kebijakan The Fed, jika the Fed yang bertindak sebagai bank sentral dunia menaikkan suku bunganya, intervensi pasar uang  bukan pilihan tepat.

Ekonomi dan politik ibarat sisi mata uang, masalah ekonomi akan berimbas pada masalah politik, opsi mana yang harus dipilih maka harus melihat dua sisi itu.

Adalah Gorge Soros yang mampu mengguncangkan poundsterling ini boleh disebut  tokoh inspirator dalam perang ekonomi. Perang bukan hanya perang konvensional, perang ekonomi dampaknya sama, jika politik tak mampu mengendalikan akan menimbulkan kerusahan, dampaknya sama dengan serangan bom konvensional, kerusahan dan korban jiwa.

Runtuhnya negara adidaya Uni Soviet mengakhiri perang dingin antara blok sosialis dan liberal, Amerika Serikat menjelma menjadi polisi dunia bukan hanya oleh kekuatan militernya, juga kekuatan ekonominya. Pada era orde baru, pembangunan ekonomi Indonesia bersandar pada pinjaman luar negeri hingga di bentuk IGGI ( Inter Goverment Group on Indonesia) yang diprakarsai oleh Amerika Serikat pada tahun 1967 untuk mengkoordinir negara negara pemberi hutangan kepada Indonesia.

Yang menjadi pertanyaan, apakah Amerika Serikat tidak memliliki tujuan politis dibelakangnya? Adalah politik Orde Lama dibawah Sukarno dengan Nasakom nya tidak disukai oleh Amerika Seikat yang pada waktu itu masih terlibat perang ideologi dengan Uni Soviet. Tidak sulit bagi Indonesia untuk mendapatkan persenjataan dari Uni Soviet dalam komfrontasi merebut Irian barat dari Belanda sekutu Amerika Serikat. Kemudian Sukarno menggelorakan ganyang  Malaysia yang dinilai sebagai boneka imprialis barat,

Tidak sampai disitu saja,  pada masa  pemerintahan Presiden Soekarno ini, musik yang bernuansa Barat dan cengeng  dilarang beredar di Indonesia..
Bung Karno tidak suka  dengan segala bentuk baru dari imperialsime, kolonialisme dan  kapitalisme. 

Namun larangan itu tak berhasil membelenggu kreativitas  musisi Tanah Air. Namun, Koes Bersaudara yang beranggotakan Yon  Koeswoyo, Yok Koeswoyo, Tonny Koeswoyo dan Nomo Koeswoyo, tetap berani  membawakan musik rock n' roll yang kental nuansa Barat.  Akibat keberaniannya yang cenderung nekat,  pada 29 Juni 1965, Koes Bersaudara sempat dipenjara tanpa proses proses  pengadilan. Empat bersaudara itu mendekam di Penjara Glodok, Jakarta  Pusat.

Ganti kekuasaan, berganti kiblat, Suharto yang naik ke tampuk kekuasaan selama 32 tahun berikutnya ini bertindak sebagai pembendung pengaruh komunis, boleh disebut menjadi sahabat karib Amerika Serikat yang liberal. Namun berakhirnya perang dingin yang ditandai dengan bubarnya Uni Soviet, berakhir pula persahabatan yang karib itu. Dengan alasan HAM, Amerika Serikat dan sekutunya melakukan embargo suku cadang peralatan militer yang dibeli dari Amerika Seikat yang membuat peralatan tempur Indonesia mubazir.

Ditengah tekanan internasional, pendapat Gorge Soros seperti menjadi bagian strategi perang ekonomi yang membuat Suharto harus meyakinkan bangsa Indonesia bahwa pondasi ekonomi Indonesia cukup kokoh. Yang terjadi kemudian adalah ambruknya ekonomi Indonesia dan menjadi susunan IMF, rasio hutang Indonesia menurun, tetapi karena terikat LOI dengan IMF sebagai alasan perbaikan ekonomi. Pembatasan tersebut berakhir pada masa era SBY setelah utang kepada IMF dilunasi.  

Tampilnya Jokowi, kembali membangun infrastrukur ekonomi dari berhutang, namun pengembaliannya berdasarkan tariff pengguna investasi tersebut. Ditengah gencarnya pembangunan dari berhutang, rupiah kembali terdepresiasi yang artinya terjadi penggelembungan hutang karena sumber pengembalian diperoleh dalam rupiah sedang pengembalian dalam bentuk valas.

Perang dagang antara China dan Amerika Serikat belakngan ini langsung dirasakan dampaknya bukan hanya bagi Indonesia tetapi oleh semua negara, terutama negara berkembang. Kenaikan suku bunga The Fed akan menjadi bagian dari strategi perang dagang itu, US $ sebagai mata uang internasional sangat tergantung dari kebijakan the Fed.  Mata uang US $ akan menjadi perburuan menyusul perang tariff antara China dan Amerika Serikat dan akan mempengaruhi bursa saham. 

Antara politik dan ekonomi bagaikan sisi mata uang, bicara politis maka negara lain mengalami hal yang sama, bicara ekonomi maka harus ada opsi yang dilakukan untuk membendung melemahnya rupiah. Opsi yang diambil bisa saja tidak populer secara politik apalagi menjelang pilpres.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun