... Tak dapat menghindar atau ditolak, tiap hari lebah harus terbang dengan rendah hati di kebun milik seorang petani. Agak payah memang. Namun, sekarang tiba masa ia harus berpuasa karena bukan waktunya musim tanaman kebun ini berbunga. Ia menatap ke sekeliling, dan berharap menemukan satu-dua kuntum yang mekar. Ia puas dengan sarangnya di satu dahan pohon besar di kaki bukit.
Hari ini pun harus berlalu dengan cara yang sama. Mengamati sambil mencari. Jika sedang malang, bisa saja ia berjumpa dengan pemangsanya. Seperti temannya dan beberapa yang lain. Kurang awas membuat ia tak pulang selamanya. Pun begitu, ia telah cukup umur. Kelemahan dan kemalangan yang lain mengajarinya, satu dua hari lolos dari musuh yang sama; satu dua kali lepas dari mati.
Bila tidak tepat waktunya, ia pun terpaksa menghabiskan tenaganya hanya untuk mengitari. Lebih dari itu, tak banyak urusannya, itu memang garisnya. Ia mempunyai persediaan makanan yang cukup. Tapi, bila tak berlaku-rupa, kiranya tak ditakdirkan; hanya melamunkan wangi bunga, bermimpi menyerbukinya, atau membayangkan hinggap di atasnya. Lebah harus bekerja. Diam pun tak bisa.
Sang lebah cukup lama berada di kaki bukit ini. Ia adalah warganya, bersama dengan petani kebun. Jika ia hinggap, ia kadang mengamati petani. Cukup banyak yang dilakukannya, untuk membuat bunga ini mekar. Sang petani tahu, bagaimana kesehariannya mencuri madu dari kuntumnya, dan mengambil sesuatu di balik keindahannya. Sang petani membiarkannya, karena sesungguhnya lebahpun membuat putiknya bercengkerama. Sebuah masa yang panjang untuk menjadi buah panenan.
Sekarang masanya berpuasa. Dimana kawanannya sibuk berpendar mencari kebun nun jauh, ia masih setia pada kebun petani ini. Bunganya bukan sepanjang tahun, namun ada juga satu-dua kuntum di sela-sela. Lebah memang harus mencari.
Jika hari telah berganti-ganti, ia tahu masanya tinggal dihitung dengan jari. Ia telah membangun sarang kawanannya, menghasilkan makanan untuk ratu serta telurnya dan keturunannya akan digenapi. Kenyataan memang, tapi siapa peduli, bila usianya sudah pasti tak akan melampaui sang petani?
image: magneticinfo.blogspot
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI