Mohon tunggu...
Humaniora

Finding Meaning In Simplicity

2 Oktober 2017   23:24 Diperbarui: 2 Oktober 2017   23:35 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berjuang Secara Mandiri

Setelah itu aku tidak ada pekerjaan dan jalan jalan keliling kampung  bersama teman teman. Waktu sampai dirumah pak KAsdi ternyata ada Bu Maria yang sedang berkunjung ke situ. Kamipun ketahuan dan langsung kabur karena di dalam peraturan live in. Selama live in siswa tidak boleh dolan ke rumah teman. Sehabis itu aku langsung pulang untuk membantu ibu memasak untuk makan siang. Kali ini ibu ingin memasak opor ayam. Akupun membantu ibu meracik bumbu bahan bahan. Aku juga diajari tahap tahap membuat opor ayam. Setelah jadi, aku istirahat sebentar.

                        Setelah siang hari, Aku dipanggil ibu untuk makan siang, aku senang karena masakan yang aku buat dengan ibuku terasa enak. Setelah makan aku tidak lupa mencuci piring seperti kemarin. Setelah itu aku tidak ada kerjaan. Aku memutuskan untuk tidur siang sampai agak sore. Waktu aku bangun aku kira sudah sore, tapi ternyata masih pukul 13.30. dan aku kembali tidur lagi. Setelah hampir sore aku berangkat bersama bapak ke sawah yang satunya lagi. 

Disana aku harus mencabuti rumput. Kali ini sawah bapak melebar bukan memanjang. Setelah selesai akupun pulang dan istirahat sebentar. Sesampainya dirumah, ternyata ibu sudah menyiapkanku jajanan untuk dimakan. Karena aku lapar maka aku memakannya dengan lahap. Setelah itu aku berbincang-bincang lagi dengan ibu sampai lama. Tiba-tiba bapak datang. Lalu aku tanyai darimana ?, ternyata bapak habis ngarit untuk makan sapi sampai surup surup begini. 

Aku menyesal karena aku tidak bisa membantu bapak saat itu. Tapi syukurlah ada stainley yang ikut dengan bapak. Setelah itu aku mandi dan makan malam bersama menggunakan lauk tadi siang. Sehabis makan aku menyuci piring seperti biasa. Setelah itu aku nonton tv sebentar bersama Hanung dan Ponta. Kemudian kami siap siap berangkat ke rumah pak Kasdi lagi untuk melaksanakan ibadat Rosario bersama.

                            Setelah Rosario berakhir kami mengantarkan echa dan jela pulang kerumah karena jalannya gelap dan sepi. Akhirnya kami sampai dirumah echa dan jela. Kini tibalah saatnya untuk kembali lagi melewati jalan itu lagi, Tiba-tiba saat sedang ngobrol ditengah jalan, ada bapak-bapak yang mendekati kami dari arah berlawanan dan menawari sesuatu tetapi tidak jelas. Farrel pun mendekat tapi bapak itu berbicaranya tidak menghadap kearah kita, lantas kamipun langsung lari sekuat tenaga untuk kembali dan menjauh dari rumah itu. Selanjutnya kami kerumah kaleb untuk mengambil obat untuk nono dan felis yang sakit. 

Setelah itu kami ke rumah kaleb lagi dan nobar bareng ibu kaleb. Setelah berbicara agak lama aku cerita masalah orang tadi lalu ibunya kaleb menjelaskan bahwa itu adalah orang gila di Desa ini. Aku sebelumnya tidak tahu jika itu orang gila karena penampilannya seperti orang biasa. Orang itu bernama Pak Kamijo. Dia sebetulnya stress karena masalah cinta. Tapi ia didesa itu masih memiliki ibu yang tinggal diarea itu. Setelah semakin lama bercerita malam semakin larut, akhirnya aku dan Stainley memutuskan untuk pergi pulang.

                            Keesokan harinya, tepatnya hari Minggu aku bangun agak lebih pagi agar bisa ikut bapak pergi ke sawah, tapi ternyata bapak tidak ke sawah karena mau pergi ke gereja. Akupun akhirnya menyapu halaman dulu baru mandi. Setelah itu makan pagi yang telah dimasakkan dan  disediakan oleh ibu. Sehabis itu aku menunggu Kaleb dan Daniel untuk pergi ke gereja, karena Pak Marimin dan Pak Ngatno berjanji untuk berangkat kegereja bersama menggunakan mobil pak Ngatno. 

Kamipun menunggu cukup lama. Setelah sekian lama mereka belum juga keluar padahal waktu kurang 15 menit lagi misa dimulai.  Akhirnya stainley masuk dan mempercepat mereka. Waktu sudah kurang 6 menit lagi sebelum misa dimulai. Pak Ngatno langsung tancap gas dan ngebut sambil memarahi kaleb dan Daniel karena tidak slesai slesai. Akhirnya sampai di gereja, kamipun telat dan langsung mengikuti misa.

                           Sehabis misa, berhubung hari minggu, Pak ngatno mengajak kami untuk pergi ke Goa Maria Sendang Ratu Kenya yang letaknya tidak terlalu jauh dari gereja. Tapi,akhirnya tidak jadi karena ada Bu Kasdi yang ikut bersama dengan mobil kami. Pak Ngatno pun merasa sungkan karena Bu Kasdi tidak mau ikut. Akhirnya kamipun pulang.  Setelah sampai dirumah akupun membantu ibu menggoreng pisang. Mulai dari mengupas pisang sampai menggoreng semuanya kulakukan kecuali membuat adonan tepungnya. Setelah jadi, kamipun makan pisang goreng bersama. Setelah itu aku juga membantu ibu memasak ayam goreng untuk lauk di siang hari. Setelah selesai semua aku dan stainley pergi ke rumah jela untuk bermain bersama.

                          Setelah siang hari, kamipun pulang ke rumah masing masing untuk makan siang. Sehabis itu aku memutuskan untuk tidur  karena sorenya aku ingin membantu bapak untuk ngarit, setelah hampir sore, aku berangkat bersama bapak naik sepeda untuk ngarit. Saat sebelum senja, bapak sudah mengajakku untuk pulang. Aku sangat heran mengapa saat bapak sendirian ia bisa ngarit sampai hampir surup sedangkan saat ngarit denganku hanya sampai sore saja. Karena bapakku menyuruh demikian akupun ikut.

                          Setelah sampai rumah, berhubung hari masih senja aku memutuskan untuk  pergi ke rumah Pak Kasdi untuk bermain bola sebagai kegiatan rutin. Setelah hampir maghrib kamipun pulang bersama sama. Sampai dirumah aku membantu bapak untuk menutupi jerami didepan rumah karena saat itu gerimis, setelah itu aku mandi. Selanjutnya aku makan malam bersama dan ibu sudah memasakan kami lauk yang enak. Aku langsung tambah karena aku masih lapar. Sehabis makan aku langsung mencuci piring. Setelah itu aku menyempatkan diri untuk menoonton televisi bersama dengan Hanung dan Ponta. Setelah hampir jam 7 aku siap siap untuk berangkat doa Rosario di rumah Pak Kasdi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun