Mohon tunggu...
kelvin fardani
kelvin fardani Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Manusia bumi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Normalisasi Hubungan UEA dengan Israel, Pengkhianatan terhadap Palestina?

22 Juni 2021   23:24 Diperbarui: 22 Juni 2021   23:47 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hubungan bilateral antar negara sebenarnya sah-sah saja untuk dilakukan dan memang pastinya akan menjadi kegiatan yang diutamakan untuk mencapai tujuan negaranya atau national interst nya. Namun selain mencapai national interestnya, hubungan diplomatik antar nagara juga seringkali memperhatikan hubungan politik dan sosial dengan negara lain yang telah menjalin hubungan diplomatik lebih dahulu, terkadang kepentingan politik suatu negara sangat bertentangan dengan negara lain, yang menjadikan hubungan diplomatik sebagai ajang persaingan, pilih antara negara A atau negara B. 

Hal ini bisa dilihat seperti masa perang dingin, persaingan antara soviet dengan Amerika menjadikan hubungan diplomatik sebagai ajang persaingan siapa yang paling berpengaruh di negara seluruh dunia. Keadaan ini juga bisa dibilang serupa dengan kasus uni Emirat Arab. Di pertengahan tahun 2020 lalu tepatnya pada tanggal 13 Agustus 2020, keputusan untuk melakukan hubungan diplomasi dengan Israel yang dimediasi oleh Amerika membuat pimpinan tertinggi dari palestina mengaggap ini sebagai sebuah penghianatan kepada mereka, hal ini juga dikarenakan pendudukan israel atas wilayah Palestina yang masih terus dilakukan hingga saat ini, dan ini membuat Palestina menarik Duta Besar untuk Uni emirat Arab. (BBC, 2020). Hubungan diplomatis ini secara tidak langsung juga dianggap merupakan bentuk dukungan yang diberikan oleh suatu negara atas tindakan yang dilakukan oleh israel.

Sebelum membahas lebih dalam aspek yang mendasari hubungan diplomatik Uni emirat dengan Israel perlulah kita ketahui terlebih dulu Kenapa hubungan diplomatik ini disebut sebagai sebuah penghiatan atas Palestina dan pimpinan palestina mengecam tindakan ini? Untuk melihat bahwa kasus ini adalah peristiwa yang genting dan memang keputusan Uni Emirat membangun hubungan diplomatik ini termasuk keputusan yang sangat krusial. Hal ini bisa ditilik kembali pada tahun 2002, masa dikeluarkannya proposal damai oleh Arab Saudi dimasa kepemimpinan raja salman bin abdulaziz yang menjadi titik pijakan dan pendirian bagi negara-negara Arab menyikapi konflik Palestina Israel. Karena dalam proposal damai arab saudi tersebut memberikan jaminan bahwa negara-negara arab bersedia untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel secara kolektif bila palestina di dirikan di atas tanah tahun 1967 dengan ibu kota yerusalem timur (Muhammad, 2020). Proposal damai ini salah satu yang mengikat negara" arab dalam solidaritas mendukung perjuangan palestina memperoleh kemerdekaan atas israel diatas wilayahnya. Jadi protes keras Palestina terhadap Uni Emirat Arab adalah hal yang wajar dimana solidaritas antar negara arab tercoreng, dan melemahkan posisi palestina.

Kebijakan normalisasi ini adalah kebijakan yang dibentuk untuk membangun hubungan ekonomi dan diplomatik bilateral secara penuh, setelah penandatanganan pengesahan di bulan agustus lalu, direncanakan juga untuk menandatangani berbagai perjanjian bilateral lainnya seperti invest, penerbangan langsung, wisata,dagang, keamanan dan lain". Yang akan penulis jelaskan lebih lanjut di pargraf" selanjutnya. Setidaknya bila dirangkum hal besar yang mendasari diadakanya normalisasi ini adalah faktor politik, ekonomi, serta keamanan, terutama untuk Kedua negara tersebut, terutama untuk UEA.

Faktor politik & Ekonomi

Seperti yang diketahui Keberadaan Amerika Pada proses normalisasi sebagai pihak ketuga yang memediasi tentunya memiliki kepentingan tersendiri, dimasa itu Amerika masih fibawah kepemimpinan Donald Trump yang pada saat itu akan memasukki masa pemilihan presiden. Trump bisa dibilang memilki niat politik untuk menggaet pemilih asal yahudi untuk menjadi pendukungnya pada pilpres kedepanya ( muhammad, 2020), meskipun saat ini presiden yang terpilih adalah joe biden. Pengaruh Amerika disaat menjadi mediator normalisasi ini tentunya dapat dilihat memihak kepada yahudi dan keberhasilan untuk normalisasi UEA dengan Israel adalah kemenangan bagi Trump. Selain kepentingan politik dari Trump, kepentingan politik dari kedua negara tentunya memiliki pengaruh tersendiri. Sebelum berlakunya hubungan diplomatik antar kedua negara ini, sering terjadi dialog antara pimpinan dari kedua negara ini secara sembunyi" maksudnya tidak di publish ke media, Seperti pada saat sidang umum PBB di new york tahun 2012, PM Israel Netnyanuhu dengan menlu UEA Sheikh Abdullah bin Zayed al Nahyan dan baru dilaporkan beberapa tahun kemudian (Wicaksono, 2020) pertemuan ini berkaitan dengan nuklir Iran. Berkaitan dengan faktor ekonomi dan juga faktor keamanan, dengan dibukanya hubungan diplomatik kedua negara ini membuat perdagangan semakin mudah tersebar. Seperti contoh ketika Amerika akan menjual dron dan pesawat tempur F-35 (masa sebelum menjalin hubungan diplomatik), israel menentang jual beli tersebut dengan pertimbangan keamanan kawasan, akan berbeda tentunya ketika UEA telah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel (wicaksono, 2020).

Faktor keamanan 

Faktor Keamanan tentunya menjadi salah satu aspek yang sangat diperhatikan di wilayah regional timur tengah, begitu pula pada kegiatan normalisasi UEA dengan Israel ini, fokus yang sama terhadap ancaman pengaruh Iran menjadi salah satu alasan diadakannya normalisasi ini. Bertujuan juga untuk membangun kekuatan besar sebagai balace power bagi Iran. Seperti yang penulis ungkapkan sebelumnya, UEA berusaha meningkatkan keamanan  dalam negaranya dengan contoh berkeinginan membeli pesawat F-35 dan dron tanpa awak dari Amerika, dan perlu diketahui bahwasanya UEA adalah negara yang mengimpor senjata sebagai pertahanan kepada Amerika dalam jumlah besar, Nilai impor UEA kepada AS sekitar 20 miliar USD dari keseluruhan anggaran pertahanan yang berjumlah 23 Miliar USD (Wicaksono, 2020), dengan adanya normalisasi ini pastinya UEA mengharapkan teknologi dari AS bisa masuk ke militer UEA secara lebih massif. Mungkin untuk lebih memperkuat bahwasanya UEA sangat berminat untuk meningkatkan pertahanan mereka bisa dilihat dari pernyataan Riad Kahwaji sebagai analis keamanan dan pertahanan Timur tengah yang memiliki basis di Dubai UEA, dengan dibukanya normalisasi antara UEA dengan Israel akan memberikan potensi peluang kolaborasi dalam bidang keamanan terutama dalam bidang siber dan system pertahanan yang lebih canggih. Pernyataannya :

"Cybersecurity is one of the areas which could witness industrial cooperation between the UAE and Israel, and the latter has a strong edge in this area, also in unmanned autonomous systems, unmanned aircraft, missile defense, electronic systems, and system integration. These are all areas where there is potential cooperation." (Helou, 2020)

Dari pernyataan diatas bisa disimpulkan harapan besar UEA pada kolaborasi kedepannya pada bidang keamanan terutama, karena Israel sendiri memang menguasai dan unggul dalam bidang pertahan dan keamanan seperti teknologi pesawat tak berawak, pertahanan rudal, sistem elektronik, dan sistem integrasi.

Memangnya kenapa UEA sangat mengharapkan perkembangan pertahanan dan keamanan pada negaranya? Hal ini bisa penulis katakan bahwa dengan melihat kondisi di regional Timur tengah yang rawan akan konflik dan semakin meningkat semenjak adanya arab spring di tahun 2011 lalu membuat pemerintahan UEA mewaspadai keamanan dalam negrinya dan UEA merasa perlu untuk melindungi negaranya dari ancaman negara-negara lainya di Kawasan terutama adalah negara Iran, negara Iran sudah semenjak melakukan revolusi di tahun 1979 menjadikan Iran sebagai basis aliran Syiah di Timteng, Syiah dan Sunni adalah 2 aliran Islam yang selalu bertentangan di Timteng yang berusaha saling melebarkan pengaruhnya di Timur tengah.selain itu syiah di negara" lainnya juga tersebar di negara" sunni lainya dan cenderung sering berkonflik dengan Sunni yang berada di negara tersebut, sebut saja seperti Syiah di yaman, Lebanon, di Arab Saudi juga pernah, di Irak. Dan Hampir disetiap konflik yang terjadi di Timur tengah selalu melibatkan kedua aliran ini dalam konflik.  

           Kesimpulan

Kebijakan suatu negara pastinya akan memengaruhi dengan negara lainya, entah itu disebut sebagai penghianatan ataupun suatu hal yang baik. Semua hal itu tergantung sudut pandang dalam menilai kebijakan tersebut, namun memang untuk kebijakan normalisasi UEA dengan Israel ini bisa dibilang merusak perjanjian sebelumnya antara negara arab untuk selalu mendukung Palestina, dan lebih cenderung untuk mementingikan urusan dalam negrinya dan mengabaikan perjuangan Palestina, karena memang bila dilihat mengambil kebijakan untuk normalisasi memang menguntungkan karena akan membuka peluang-peluang yang tidak bisa dicapai bila tidak dilakukan normalisasi. Namun disisi lain normalisasi ini menghancurkan moral perjuangan dari Palestina dan menghianati perjanjian antar negara Arab yang telah dibangun.

References

 Wicaksono, Raden mas, Try Ananto .D. (2020). Analisis Kebijakan Uni Emirat Arab dalam Normalisasi Hubungannya dengan Israel. Jurnal Middle East and Islamic Studies, Volume 7 No. 2. Universitas Gajah mada.

Wicaksono, R.M. (2020). Normalisasi Hubungan Uni Emirat Arab dengan Israel : Kepentingan Nasional Versus Solidaritas Negara Muslim Terhadap Palestina. CMES, Vol 4, No.2, 171-193

Muhamad, Simela Victor. (2020). Normalisasi Hubungan Uni Emirat Arab - Israel dan isu israel. Kajian Singkat Terhadap isu Aktual dan Strategis Vol. XII, No. 17. Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat.

Bonasir, Rohmatin. (2020). Konflik Timur Tengah: Normalisasi hubungan Israel-negara-negara Teluk menjadi pintu masuk bagi Indonesia. Bisa diakses pada https://www.google.com/amp/s/www.bbc.com/indonesia/dunia-54177712.amp.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun