Mohon tunggu...
Fauzan Ammar Fata Yusuf
Fauzan Ammar Fata Yusuf Mohon Tunggu... Freelancer - Amateur Writer | A Longlife Learner

Masih butuh belajar.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Energi Listrik dari Bambu

30 Oktober 2019   16:22 Diperbarui: 31 Maret 2020   10:38 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Selain itu,bambu tidak hanya dimanfaatkan sebagai energi terbarukan tetapi juga bambu merupakan penyeimbang ekosistem bumi. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang ideal dalam menyerap karbon dioksida yang dilepaskan oleh pembangkit yang menciptakan kondisi karbon netral dari siklus ini. 

Bambu bisa dibilang penting perannya dalam upaya pencegahaan bencana yang diakibatkan oleh perubahan iklim dunia. Hal yang juga tak kalah penting adalah sisa proses gasifikasi bambu yang terjadi dimesin  pembangkit menghasilkan arang alami yang dapat digunakan sebagai pupuk untuk proses pertumbuhan bambu.

Hutan bambu yang dikelola secara professional diperlukan untuk memasok bahan baku biomassa berkelanjutan untuk pembangkit listrik yang lebih besar. Hutan bambu yang dikelola ini juga dapat dikembangkan sebagai bahan baku pulp dan kertas ramah lingkungan untuk menjadi menggantikan kapas di industri tekstil. (Jaya Wahono,2016)

Jika bambu dialih fungsikan ke dalam unsur penting kehidupan akan menjadi sumber energi berkelanjutan  bagi manusia,menjaga keharomnisan alam untuk makhluk hidup lainnya,dan penyimbang ekosistem dimuka bumi. Akhirnya,keselarasan dalam berkehidupan berdampingan dengan alam pun akan tercipata. Jadikan ini sebagai saat yang tepat untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik dengan bambu.
 
Sumber \:
Wahono,Jaya. 2016. Listrik Tenaga Bambu, made In Indonesia, Pertama di Dunia , (Online), (cleanpowerindonesia.com, diakses 04 Mei 2019)

Soejachmoen,Kuki. 2018. Bagaimana Warga Indonesia Bisa Mengakses Ketersediaan Energi Listrik yang Bersih dan Andal, (Online), (dw.com, diakses 04 Mei 2019)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun