Mohon tunggu...
Fauzan Ammar Fata Yusuf
Fauzan Ammar Fata Yusuf Mohon Tunggu... Freelancer - Amateur Writer | A Longlife Learner

Masih butuh belajar.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Energi Listrik dari Bambu

30 Oktober 2019   16:22 Diperbarui: 31 Maret 2020   10:38 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Energi merupakan sumber tenaga dalam kehidupan manusia yang sangat berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan. Indonesia merupakan Negara terbesar di ASEAN dengan konsumsi energi sebesar 40%,permintaan akan energi tersebut dapat meningkat tiga kali lipat hingga tahun 2030.

Indonesia di usianya yang telah lebih dari 70 tahun, masih terus menghadapi tantangan yang kompleks dan berkepanjangan terkait akses terhadap energi,terutama terhadap energi listrik. Akses terhadap energi tidak lagi dapat diterjemahkan sebagai akses terhadap energi semata. 

Dengan perkembangan yang ada saat ini, akses yang harus ada adalah akses terhadap energi yang bersih dan andal. Untuk memastikannya, maka ketersediaan energi pun harus dapat dipastikan kualitasnya dalam hal 'kebersihan' serta keandalan untuk selalu tersedia (Kuki Soejachmoen,2018). 

Indonesia merupakan Negara kepulauan,pendistribusian energi listrik yang merata merupakan tantangan tersulit bagi Indonesia. Baru kota-kota besar saja yang mendapat pasokan energi listrik yang memadai,sedangkan daerah pelosok penetrasi listriknya masih minim. Tidak mungkin daerah-daerah pulau dibangun PLTU 1000 MW,sedangkan demand-nya hanya 5-10 MW.

Jadi,seharusnya yang bisa pemerintah lakukan adalah bagaimana membangun energi itu dengan sumber energi dari daerah tersebut dan dipulau tersebut. Sumber energi yang bisa dihasilkan secara local dari sumber tenaga air,panas bumi,angin,panas matahari dan biomassa,namun tidak semua cocok dikembangkan diseluruh kepulauan Indonesia. Secara geografis solusi yang paling tepat dan efektif yang paling tepat bagi Indonesia adalah sumber energi biomassa,salah satunya adalah bambu. 

Bambu

Bambu merupakan tumbuhan local yang mudah untuk ditanam,ramah lingkungan. Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik, dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam. Bambu merupakan bahan lokal yang sudah sangat dikenal di Indonesia dan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan masyarakat, ini dapat dilihat dari banyaknya penggunaan bambu pada berbagai keperluan masyarakat.


Studi kelayakan menunjukkan bahwa dua batang bambu masing-masing sekitar sepuluh kilogram dapat memberikan energi yang cukup untuk satu keluarga selama periode 24-jam. Jika dibandingkan dengan diesel,penggunaan limbah bambu jauh lebih ekonomis untuk daerah-daerah yang jauh dari pembangkit listrik besar. 

Dengan diesel,biaya produksi listriknya kurang lebih Rp.4000/kwh,sedangkan dengan bambu biaya produksi listriknya hanya Rp.2000/kwh. Sehingga akan menghemat biaya produksi energi di pelosok Indonesia yang berada dalam kepulauan secara signifikan. 

Pemerintah juga seharusnya mengsosialisasikan hal ini terhadap masyarakat,sehingga masyarakat setempat dapat berperan sebagai produsen biomassa bambu atau limbah bambu,yang selanjutnya diberikan kepada pengolah untuk dijadikan listrik,seperti Clean Power Indonesia. Lalu,diberikan  kepada PLN sebagai penyedia dan penyebar listrik utama dan listrik akan terbesar kembali kepada masyarakat.

Sistem kolaborasi yang saling menguntungkan ini akan menciptakan persediaan energi yang berkelanjutan dilokasi sekitar pembangkit. Sistem ini juga dapat diterapkan dimana saja diseluruh Indonesia,sehingga ini menjadi solusi dan jawaban penyeduaan listrik didaerah pelosokpelosok. Akhirnya,distribusi listrik di Indonesia akan lebih merata tanpa dampak negative terhadap lingkungan,APBD dan APBN kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun