Mohon tunggu...
Keisya Ananda
Keisya Ananda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi:menggambar dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ini Dia Olahan Makanan yang Dapat Mencegah Stunting! Dengan Hal Itu Dapat Mencegah Stunting untuk Mewujudkan Indonesia Emas Tanpa Stunting

9 Mei 2024   10:00 Diperbarui: 9 Mei 2024   14:19 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kementerian Kesehatan mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada Rapat Kerja Nasional BKKBN dimana prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengatakan dalam rapat tersebut bahwa kasus penderita stunting ini harus diwaspadai dan jangan dianggap remeh sebab stunting tidak hanya urusan pertumbuhan badan saja melainkan mempengaruhi kemampuan anak dalam belajar,keterbelakangan mental dan dapat memunculkan penyakit-penyakit kronis lainnya. Dampaknya jika anak-anak penerus bangsa tumbuh terhambat atau stunting adalah terletak pada masa depan mereka.

 “Oleh sebab itu target yang saya sampaikan 14% di tahun 2024. Ini harus bisa kita capai, saya yakin dengan kekuatan kita bersama semuanya bisa bergerak. Angka itu bukan angka yang sulit untuk dicapai asal semuanya bekerja bersama-sama,” ucap Jokowi.

Meskipun angka stunting di Indonesia menurun tetapi,hal ini perlu untuk diwaspadai mengingat angka stunting akan meningkat jika kita tidak berusaha untuk mencegah terjadinya pertumbuhan yang terhambat yaitu stunting.

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Anak-anak didefinisikan sebagai stunting jika tinggi badan terhadap usia mereka lebih dari dua standar deviasi di bawah median Standar Pertumbuhan Anak WHO.Menurut Kementrian Kesehatan,Stunting menyebabkan gangguan pertumbuhan yang terlihat dari keadaan fisik anak tidak mempunyai tinggi badan sesuai dengan rata-rata anak seusianya yang terjadi akibat masalah defisiensi gizi.

Menurut Kemenkes RI, Balita yang mengalami stunting memiliki ciri-ciri yaitu,pertumbuhan melambat dimana Pertumbuhan yang tertunda terjadi ketika seorang anak tidak tumbuh dengan kecepatan normal sesuai usianya. Kemudian wajah tampak lebih muda dari anak seusianya dan pertumbuhan gigi terlambat bayi yang terlambat tumbuh gigi juga bisa disebabkan oleh gangguan fisik pada gusi atau tulang rahang yang tidak memungkinkan gigi untuk muncul.

Ciri selanjutnya adalah performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya dimana gangguan konsentrasi terutama pada anak bisa menimbulkan pengaruh negatif. Gangguan konsentrasi bisa mengganggu performa anak di sekolah. Mereka juga bisa kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh kurangnya asupan gizi pada saat kehamilan dan pada saat anak tersebut telah lahir seperti tidak cukupnya kebutuhan ASI yang diperoleh dari ibu yang juga mengalami kekurangan asupan gizi yang seimbang.


Ciri yang lain terdapat pada anak yang mengalami stunting adalah Perkembangan tubuh anak terhambat, seperti telat menarche (menstruasi pertama anak perempuan) sehingga hal ini menghambat pertumbuhan pada organ reproduksi anak perempuan. Selanjutnya, anak akan mudah terserang berbagai penyakit infeksi.Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang harus ditangani secara serius. Balita (bayi dibawah usia dua tahun) yang mengalami stunting akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, menjadikan anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan dapat berisiko pada menurunnya tingkat produktivitas. 

Salah satu penyebab stunting adalah karena kurangnya asupan gizi seperti zat besi,asam folat, vitamin B12, dan protein. Asupan gizi untuk mencegah terjadinya tumbuh anak yang terhambat atau stunting ini dilakukan sebelum kehamilan atau pada saat wanita menginjak waktu remaja sekitar usia 12-18 tahun.pengukuran dilakukan menggunakan standar pertumbuhan anak dari WHO, yaitu dengan interpretasi stunting jika lebih dari minus dua standar deviasi median. Balita stunting dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Umumnya berbagai penyebab ini berlangsung dalam jangka waktu lama (kronik).

Edukasi mengenai stunting kepada masyarakat terutama kepada wanita yang belum beranjak ke jenjang pernikahan sangatlah penting hal ini dikarenakan stunting bisa terjadi kepada anak-anak yang kurang asupan gizi pada saat didalam kandungan seorang ibu sehingga,wanita yang belum menikah tersebut harus mendapatkan edukasi yang cukup mengenai stunting untuk dirinya dan untuk masa depannya kelak. 

Tidak hanya edukasi saja tapi dengan program makan siang gratis yang telah digalakkan oleh presiden kita bapak Prabowo Subianto serta dengan menunjang program tersebut seharusnya mahasiswa juga ikut serta dalam mensukseskan program tersebut dengan cara seperti,penyuluhan langsung kepada masyarakat dan membuat suatu produk makanan yang dapat mengurangi angka stunting contohnya,es krim bayam,siomay bayam,sup daging sapi,bubur kacang hijau dan sebagainya. Untuk upaya dalam mengurangi angka stunting peran pemerintah juga penting dalam hal ini untuk senantiasa memantau angka kecukupan gizi masyarakat di seluruh pelosok nusantara.

Peran Tenaga Kesehatan juga penting untuk selalu memberikan tayangan edukasi yang berisi tentang pencegahan stunting kepada masyarakat dan memperhatikan kondisi gizi masyarakat. Dengan adanya peran dari seluruh elemen maka angka kasus stunting di Indonesia akan mengalami penurunan sesuai dengan target yang diinginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun