Halo! kenalin nama aku Keisha Septi Mayumi, biasa nya sih kebanyakan orang manggil aku Keisha atau Kei. Aku adalah mahasiswa Hubungan Internasional Angkatan 2022 di salah satu universitas negri di Jawa Barat. Sejak awal masuk SMA aku tertarik banget dengan Hubungan Internasional. And yaaa.. sekarang one of the biggest of my dream aku berhasil masuk jurusan ini.
Sekarang aku mau sharing pengalaman aku selama belajar satu semester di jurusan Hubungan Internasional. Sebelumnya cita cita aku sama kaya kebanyakan mahasiswa HI juga, ga jauh jauh dari diplomat sama duta besar. Ya, itu impian aku. Pasti gaasing kan kalo denger anak HI ngomong itu? Hahaha…
Banyak orang, termasuk aku dulunya berkespektasi kalo kuliah jurusan Hubungan Internasional pasti belajarnya hubungan antar negara doang. Eitsss… kata siapa??? Realitanya ruang lingkup Hubungan Internasional ternyata luassss banget loh ?! kita bisa belajar politik, ekonomi, sosiologi, hukum, bahkan sejarah negara lain juga. Dan di jurusan Hubungan Internasional juga diajarin tentang teori Hubungan Internasional yang menganalisa perilaku hubungan Internasional suatu negara terhadap aktor lain. Contohnya ada teori realisme, teori liberalisme, macem macem. Oh iya, selain hubungan negara dengan aktor aktor ini studi Hubungan Internasional juga mempelajari unsur unsur dari suatu negara.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hubungan internasional adalah cabang ilmu yang mempelajari interaksi, relasi, dan komunikasi yang terjalin antarnegara, berkaitan dengan kebijakan luar negeri yang meliputi diplomasi, konflik, kesejahteraan, ekonomi, dan perdamaian dunia.
Hal yang menarik menurut aku pribadi dalam mempelajari keilmuaan ini adalah saat mempelajari teori tentang realisme. Pengertian realisme itu sendiri, dan bagaimana realisme itu bekerja. Asumsi dari Realisme itu adalah 1) Negara merupakan akor utama dalam hubungan internasional. Meski aktor-aktor lain dalam hubungan internasional terus berkembang, posisi dan peran mereka tetap sekunder dalam politik dunia. 2) Negara merupakan aktor yang cukup rasional yang dapat mengenali situasi internasional di mana mereka menentukan diri mereka sendiri dengan segala risiko dan peluang yang ada.
Selama satu semester aku belajar dalam program studi ini, aku gak cuma hal-hal akademik aja yang dilatih, Tapi juga belajar bidang non akademik yang mengasah soft skill dengan cara komunikasi, kemampuan bahasa asing, kemampuan berpikir kritis, kemampuan melakukan analisis, berorganisasi, menjawab soal studi kasus, dan bekerja sama dengan mahasiswa lainnya.
Mempelajari Hubungan Internasional juga bisa menambah wawasan dan dapat berpikir secara luas loh! Karena kita mempelajari seluk beluknya. Mulai dari sejarah, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Sehingga ketika ada kerjasama ataupun konflik antar negara kitapun mampu menganalisis dengan kacamata obyektif tanpa keberpihakan. Dan Hubungan intenasional tentu dekat dan erat dengan kebijakan politik luar negeri. Hal itu mengakibatkan hubungan intenasional harus berawal dari fikiran positif dan terbuka agar kerjasama yang dijalin tidak menguntungkan salah satu pihak.
Pasti kalo denger jurusan Hubungan Internasional pasti bilangnya “mau jadi diplomat ya?” Hahahah udah stereotipe semua orang kali ya. Nyatanya, ga semua yang lulus dari jurusan ini bakalan jadi diplomat atau duta besar loh. Bahkan ada yang jadi jurnalis sampe kerja di perbankan. Pokonya emang prospek kerja di HI luas banget.
Membahas kembali soal ruang lingkup Hubungan Internasional yang sangat luassss iniiii membuat aku pribadi jadi lebih tau apa aja sih organisasi internasional itu? politik internasional, bahkan hukum internasional. Masalah globalisasi di dunia, sampe ke filsafat ilmu sosial. Karna Hubungan Internasional juga membuat aku lebih peduli soal perang dunia ke dua.
Kalian udah denger kan gimana persoalan dan kajian ilmu di Hubungan Internasional ini. Tertarik untuk pilih jurusan ini di kuliah nanti ?
(Referensi yang saya dapatkan dari buku pengantar ilmu hubungan internasional karya Dr.Agung Banyu Perwita dan DR. Yanyan Mochammad Yani)
