Mohon tunggu...
Keenan Gandhi Trimurti
Keenan Gandhi Trimurti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Partikelir

Hidup searah ke mana uang berhembus~~

Selanjutnya

Tutup

Bola

Kejutan Arab Saudi di Piala Dunia: I Wanna Be You Are

27 November 2022   11:53 Diperbarui: 27 November 2022   11:57 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Detikcom

Adagium "bola itu bundar" nampak menemukan relevansinya di Piala Dunia kali ini. Dari beberapa pertandingan yang sudah berlangsung, ajang Piala Dunia 2022 di Qatar menyajikan berbagai kejutan yang menggemparkan dunia sepak bola internasional.

Salah satu hasil pertandingan yang menyita perhatian dunia dunia adalah kemenangan Arab Saudi atas Argentina dengan skor 2-1, Selasa (22/11). Komentator dan analis bola di belahan dunia manapun, rasanya sukar menerka kemenangan tersebut. Di mana-mana, Argentina diunggulkan.

Kesimpulan tersebut tentu saja sangat wajar, mengingat secara statistik Arab Saudi tak pernah memilliki sejarah kemenangan atas Argentina di kompetisi Piala Dunia. Bahkan Arab Saudi menjadi satu-satunya negara di Asia yang mampu mengalahkan Argentina dalam ajang tersebut. Tak heran jika Raja Salman sampai memberikan "hadiah" berupa hari libur nasional.

Euforia kemenangan Arab Saudi juga membawa spirit dan optimisme bagi negara-negara Asia lainnya. Tak terkecuali, Indonesia. Kita seolah seolah memiliki harapan baru, harapan bahwa Tim Nasional (Timnas) Indonesia sejatinya juga bisa bersaing di ajang Piala Dunia. Walaupun mengingat carut marut kondisi sepak bola kita saat ini, masih banyak sekali persoalan yang harus kita tuntaskan. Tetapi mimpu untuk melihat Timnas Indonesia bertanding di ajang Piala Dunia, tentu bukan mimpi di siang bolong.

Belajar dari Arab Saudi

Sebagai salah seorang penggemar bola, penulis merasa ada yang menarik dari kemenangan Arab Saudi atas Argentina. Yaitu, sikap dan mentalitas kokoh pemain yang lahir dari manajemen tim yang baik.

Mayoritas penggemar bola, tentu berharap agar Arab Saudi tidak kebobolan terlalu banyak. Imbang adalah hasil lumayan. Tetapi menang, nampaknya adalah hal yang jauh dari kenyataan. Dan, rahasia umum ini tentu juga diketahui oleh para pemain Timnas Arab Saudi.

Namun yang kita lihat di lapangan, para pemain serta jajaran manajemen Arab Saudi seolah tak tergerus dengan penilaian publik. Mereka hanya fokus bertanding hingga menit usai. Mentalitas mereka, bukan mentalitas tim yang dianggap tidak unggul. Mentalitas mereka adalah mentalitas pesepak bola.

Lalu pertanyaannya, dari mana lahirnya mentalitas tersebut? Jawabannya tidak lain adalah manajemen tim yang dikelola dengan baik dan profesional. Ini adalah poin penting bagi sepak bola Indonesia: profesionalisme manajemen. Dalam konteks ini, mau tidak mau kita harus menujuk lembaga Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

Belajar dari Arab Saudi, hal pertama yang harus dirombak dan diperbaiki adalah manajemen. Kita di Indonesia, tak perlu upaya berlebih untuk menunjukkan betapa manajemen tim kita (klub maupun nasional) masih sangat perlu diperbaiki. Selama hal ini belum dibenahi, maka sepanjang itu pula bermain di ajang Piala Dunia hanya akan sebatas mimpi. Apalagi sampai mengalahkan Argentina.

Reformasi Total dan Munculnya Nama Erick Thohir

Wacana yang terus bergulir, yaitu tuntutan masyarakat agar Ketua PSSI Mochamad Irawan atau yang lebih akrab dengan sapaan Iwan Bule untuk mundur, masih santer terdengar hingga saat ini. Dalam hemat penulis, wacana tersebut harus dilihat dengan hati-hati dan dalam koridor profesionalisme.

Lagi-lagi, belajar kepada Arab Saudi, rasanya reformasi total dalam dunia sepak bola Indonesia memang menjadi hal pertama yang mutlak harus dilakukan. Ini adalah langkah awal yang sangat dewasa sebelum kita membahas hal teknis lainnya.

Merespons hal tersebut, kita agaknya harus melihat beberapa nama yang muncul belakangan ini yang dianggap layak dalam memimpin PSSI ke depan. Salah satu nama yang seringkali muncul adalah Erick Thohir, sosok yang saat ini menjadi Menteri BUMN.

Munculnya nama Erick Thohir dalam urusan kepemimpinan PSSI, bukan tanpa alasan. Di antara beberapa tokoh publik di Indonesia, nama Erick Thohir tentu tak bisa dilupakan jika menyangkut urusan sepak bola. Pengalamannya menjadi Presiden klub besar Inter Milan, ditambah dengan pengalaman dalam mengurusi cabang olahraga lain, membuat dirinya digadang-gadang mampu membawa sepak bola Indonesia semakin baik.

Jika kita mengandaikan manajemen yang profesional, maka sosok Erick Thohir pantas untuk diperhitungkan. Ini adalah logika publik, sehingga tak heran jika rilis hasil survei dari Lembaga Indikator Politik Indonesia menujukkan bahwa Erick Thohir menempati posisi teratas sebagai tokoh yang oleh masyarakat dianggap paling layak memimpin PSSI.

Pada akhirnya, seluruh masyarakat pecinta sepak bola di Indonesia, ingin agar cabang olahraga satu ini semakin baik. Dan, keinginan ini hanya mungkin bisa diraih jika kita dewasa dalam memilih langkah. Salah satunya yaitu dengan perombakan atau reformasi total.

Jika manajemen sudah berjalan dengan asas profesionalisme, rasanya keinginan agar Timnas Indonesia turut merumput di ajang Piala Dunia dan memiliki nasib yang sama dengan Arab Saudi, tidak lagi utopia. Kita layak berkata kepada Arab Saudi: I Wanna Be You Are!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun