Piaget mengembangkan konsep untuk menjawab proses kognitif pada anak, terutama yang paling penting adalah skema, asimilasi, akomodasi, organisasi, ekuilibrium dan ekuilibrasi.
Skema menurut Piaget, anak mencoba membangun pemahaman tentang dunia, otak yang sedang berkembang menciptakan sebuah skema. Hal ini adalah tindakan atau representasi mental yang mengorganisasi pengetahuan.Â
Pada masa anak-anak memiliki skema yang meliputi strategi dan rencana untuk memecahkan masalah. Masa anak menunjukan skema dapat memecahkan masalah ketika ia membuka pintu tanpa kehilangan sejumput rumputnya (akal/fikiran).
Pada saat ini kita telah mencapai masa kedewasaan, kita telah membangun sejumlah besar skema yang beragam mulai dari mengetahui bagaimana mengendarai mobil hingga menyeimbangkan anggaran hingga memahami konsep keadilan.
Asimilasi (assimilation) terjadi ketika anak-anak menggunakan skema mereka yang sudah ada untuk berurusan dengan informasi atau pengalaman. Jadi anak seperti ini menggunakan skema meraka dalam mencari informasi bisa melalui hal langsung terlihat bisa juga melalui pengalaman.
Akomodasi terjadi ketika anak-anak menyesuaikan diri dengan skema mereka untuk mempertimbangkan informasi dan pengalaman baru. Di sini anak sudah bisa mempertimbangkan dengan menggunakan skema dalam fikirannya.
Organisasi, anak-anak secara kognitif mengatur pengalaman-pengalaman mereka. Dalam teori Piaget, organisasi adalah pengelompokan perilaku dan pemikiran yang terisolasi ke dalam sitem tatanan yang lebih tinggi. Perbaikan organisasi secara terus-menerus merupakan bagian integral dari perkembangan.
Seorang anak laki-laki yang hanya memiliki gagasan yang samar tentang bagaimana menggunakan palu juga mungkin memiliki gagasan yang samar mengenai bagaimana menggunakan alat-alat lain. setelah mempelajari bagaimana menggunakan masing-masing alat itu, ia menghubungkan dengan penggunaan-penggunaan tersebut, mengorganisasikan pengetahuannya.
Ekuilibrasi menurut Piaget, asimilasi dan akomodasi selalu membawa anak ke tempat yang lebih tinggi. Dalam mencoba untuk memahami dunia, anak secara tidak terelakan akan mengalami konflik kognitif atau disekuilibrium.
Artinya anak-anak selalu di hadapkan dengan contoh lawan skemanya yang sudah ada dengan inkonsitesi. Anak-anak terus menerus mengasimilasi dan mengakomodasi saat mereka mencari ekuilibrium.
Ada gerakan yang cukup besar antara keadaan-keadaan ekuilibrium dan disekuilibrium kognitif sebagai asimilasi dan akomodasi yang berkerja bersama untuk menghasilkan perubahan kognitif. Ekuilibrasi adalah nama yang di berikan oleh Piaget pada mekanisme ini, ketika anak-anak bergerak dari satu tahap pemikiran ke tahap berikutnya.