Sekarang semuanya bagi saya tak lebih penting setelah saya benar-benar menjalaninya—setelah berhasil melewatinya.
Hidup seseorang memang tak hanya bicara tentang bagaimana hukum semesta (baca: takdir Tuhan) bekerja melainkan juga tentang ragam pilihan yang dihadapkan padanya dan bertanggung jawab setelahnya.
Sampailah kita pada simpulan sederhana:
Saat usia 25, semua orang sibuk merasa tidak "aman" karena pencapaian-pencapaian, semua orang sibuk bertanya tentang aneka "kapan". Tapi, tak satupun benar-benar peduli atau sekadar ingin tahu apakah seseorang akan—atau telah—bahagia kah saat dia menjalaninya?
Melewati fase usia 25 kadang memang—dan akan—seaneh itu.
Tabik.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!