Ikutan Nembak Johnny Plate Soal OTP dan NIK, dr.Tirta Ketahuan Minim Referensi

Ikutan Nembak Johnny Plate Soal OTP dan NIK, dr.Tirta Ketahuan Minim Referensi

Lagi-lagi Menkominfo Johnny Plate jadi sasaran tembak netizen. Kali ini influencer ternama yakni dr.Tirta ikutan membully pak menteri lantaran isu NIK dan OTP. Masyarakat tanpa menuntut keamanan pada pihak provider dan menerapkan prinsip kehati-hatian malah menghujat habis pemerintah. Padahal kita tahu kalau kementrian kominfo berulang kali melakukan himbauan agar tak sembarangan membagikan data pribadi. 

Banyak dari kita sebenarnya tak sadar ketika diminta mengisi kuesioner atau diminta mengisikan survey, lalu memberikan dtaa diri secara cuma-cuma. 

Hal ini terjadi baik secara online maupun offline. Kadang juga masyarakat secara tak sadar membuang atau memberikan SIM card yang berisi data pribadi ke orang lain. 

Hal inilah yang sebetulnya diwanti-wanti pak menteri untuk tak dilakukan. Apalagi banyaknya kasus kebocoran data perusahaan atau nasabah dari oknum internal. Tentunya ini bukan semata-mata salah pemerintah.

Kominfo yang sebelumbya dihajar habis-habisan lantaran memblokir beberapa PSE yang telat mendaftar. Kini lagi-lagi kena tembak gara-gara kebocoran data masyarakat yang notabene harusnya jadi tanggung jawab provider terkait. 

Sebagai manusia kita memaklumi jikalau tekanan yang berat ini membuat Menkominfo jadi agak sensitif hingga membuat pernyataan blunder. Tapi, situasi menjadi kian parah saat influencer media yang harusnya bisa meredam situasi dan mengedukasi malah ikutan melempar kesalahan.

Dr. Tirta tanpa pikir panjang memperovokasi masyarakat dengan membagikan tautan berita pernyataan Menkominfo soal OTP dan membandingkan dengan definisi aslinya di google. Lalu dia juga mengumbar pernyataan Johnny Plate soal menjaga NIK sendiri dengan langkah-langkah pendaftaran SIM card yang membutuhkan NIK. 

Padahal Johnny Plate tidak salah soal himbauan menjaga NIK pribadi. Seperti yang sebelumnya saya terangkan kalau SIM card terkadang dibuang atau diberikan ke orang lain secara sadar. Kalau soal OTP sendiri, mungkin yang dimaksud adalah penggunaan OTP dan penggantian password berkala semisal tiap 3 bulan sekali.

Berikut beberapa pernyataan dr.Tirta lainnya yang memperkeruh suasana:

@tirta_cipeng: 1. Pentingnya menempatkan seseorang sesuai keahliannya. Ahli ekonomi ditempatkan Di teknologi informasi? Ga masalah, asal ada bukti experience di situ. Agar komentar komentar ga penting begini tidak dikeluarkan