Mohon tunggu...
Kautsar Siti sundari
Kautsar Siti sundari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Saya suka sekali menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Novel Ranah 3 Warna: Man Jadda Wajada Kunci Keberhasilan Tokoh Alif

17 Desember 2023   22:59 Diperbarui: 18 Desember 2023   01:53 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: @afuadi/Instagram

Ranah 3 Warna adalah novel kedua karya Ahmad Fuadi yang diangkat ke layar lebar oleh sutradara Guntur Soeharjanto. Novel tersebut, selain kisahnya yang inspiratif adapun pesan moral yang penuh makna mendalam. Ahmad Fuadi dengan novel pertamanya yang berjudul Negeri 5 Menara sempat menggemparkan, tak lama muncul lah novel Ranah 3 Warna setelah difilmkan ikut menggemparkan dalam dunia perfilman Indonesia. Novel Ranah 3 Warna ternyata bagian dari kehidupan sang penulis yang menceritakan titik keberhasilan dalam hidupnya. 

Berkisah diawali dengan tokoh Alif yang ingin seperti tokoh idolanya Bj. Habibie. Dari keinginan tersebut membuat Alif yang tinggalnya jauh dari Ibu Kota, bergerak mengejar impiannya dengan mengikuti UMPTN yang diikuti oleh orang-orang dari berbagai penjuru Indonesia. Berbagai penolakan yang Alif dapatkan dari mengikuti ujian UMPTN membuatnya tidak tinggal diam melainkan menghadapinya dengan sungguh-sungguh belajar. Tiba akhirnya, Alif dinyatakan lolos seleksi UMPTN dengan diterima sebagai mahasiswa Universitas Padjadjaran, Bandung.

Setelah menjadi mahasiswa dengan keadaan yang jauh dari keluarganya, Alif sebagai orang yang memiliki tekad tinggi untuk membuktikan pada diri maupun keluarganya kalau dia bisa dan berhasil. Alif mencoba menulis majalah kampus karena sebelumnya dia pernah menulis dan terbit majalah pondok pesantren. Sekali Alif mencoba menulis majalah kampus dia ditolak oleh Bang Togar, dari penolakan tersebut Alif tetap menulis dengan dibimbingi oleh Bang Togar masih saja mendapatkan penolakan. Dengan kegigihan dan kesabaran yang luar biasa pada diri Alif membuatnya dia berhasil menerbitkan majalah kampus. 

Keinginannya yang ingin berkunjung ke Amerika belum terlaksana. Ketika adanya program pertukaran mahasiswa Yordania-Kanada atas dukungan temannya untuk mengikuti program tersebut Alif langsung mendaftar dengan persyaratan mempunyai bakat. Alif pun menunjukkan hasil latihannya silat minang tetapi dengan hasil yang kurang sempurna membuat dia dinyatakan tidak lolos. Oleh karena itu, Alif langsung memberikan terbitan majalahnya hingga akhirnya dinyatakan lolos mengikuti program pertukaran mahasiswa Yordania-Kanada. 

Namun, ketika Alif mendapatkan kabar gembira tersebut tidak lama dia mendapatkan kabar yang menyedihkan dari sang keluarga. Ayah Alif dinyatakan telah tiada, Alif yang penyayang dengan keluarganya dia langsung pergi ke kampungnya yang berada di Maninjau. Tinggal lah ibu dan kedua adik perempuannya membuat Alif memutuskan untuk tidak berkuliah lagi dengan memilih kerja di kampung. Tetapi, sang ibu tetap menyuruh Alif untuk tetap berkuliah sesuai dengan janji sang suaminya. 

Alif pun akhirnya memutuskan untuk kuliah sambil bekerja dengan berbagai pekerjaan, mulai dari pelayan rumah makan padang, dan penjual kain asal Bukittinngi. Keuntungan yang tidak seberapa Alif tetap memberikan hasil uang tersebut untuk keluarganya yang berada di kampung. Tak lama dia mengalami kejadian yang membuatnya bersedih ketika hasil dari jerih payah Alif berhasil dirampas oleh pencuri. Disini lah Alif mengalami titik terberat sampai-sampai dia bolos kuliah akan tetapi kedatangan teman Alif perempuan bernama Raisa berhasil mengingatkan Alif. Hasil dari dukungan teman terdekat membuat Alif mencoba untuk kembali menulis dengan berhasil terbit di koran dan majalah luar kampus hingga akhirnya menjadi seorang penulis dengan berhasil menerbitkan buku pertamanya yang berjudul "Rantau 1 Muara."

Sampai waktunya wisuda Alif berencana ingin mengutarakan perasaanya yang telah berlama-lama memendam cinta dengan temannya yang bernama Raisa akan tetapi rencana tersebut gagal. Ternyata Raisa telah bertunangan dengan teman Alif yang bernama Randai. Setelah gagal, menang sesaat, kemudian kalah lagi akhirnya Alif selain berhasil juga telah mendapatkan pasangan hidupnya. 

Dalam menjalani kehidupannya dan mengejar semua mimpinya, Alif selalu menjadikan pepatah Man Jadda Wajada sebagai motivasi hidupnya. Pepatah tersebut jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti "Siapa yang bersungguh-sungguh mengacu pada semangat dan usaha seseorang dalam mencapai sesuatu, sedangkan kata sukses mengacu pada keberhasilan. Man Jadda Wajada sebagai sebuah pepatah yang dijadikan penyangga kehidupan atau motivasi bagai tokoh Alif untuk menuju sebuah kesuksesan. 

Novel ini mengandung pesan moral yang penuh makna mendalam bahwa kunci keberhasilan hanya ada pada orang-orang yang sungguh-sungguh Man Jadda Wajada akan dalam menjalankan sesuatu dengan didampingi kesabaran akan dapat sampai ke tujuan hakiki. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun