Tetapi dalam beberapa dekade ke depan, Belanda mengerjakan rencana tambahan untuk melengkapi Delta Works dan melindungi banjir lebih jauh di daratan.Â
Di bawah rencana "Room for the River", pertanian dan tanggul dipindahkan jauh dari pantai. Ini menyisakan lebih banyak ruang untuk menampung air di dataran rawan banjir, yang menciptakan waduk dan habitat bagi satwa liar setempat.
Rencana strategis ini tidak hanya mengurangi risiko banjir tetapi juga memungkinkan pembangunan kembali pemukiman secara lebih padat dan berkelanjutan Mungkin tidak ada kota yang mewujudkan pendekatan pengelolaan air berjenjang seperti Rotterdam, yang hampir seluruh wilayahnya di bawah permukaan laut. Ketika badai mengancam, distrik tua yang padat penduduknya dilindungi oleh tanggul tradisional.Â
Sementara itu, distrik-distrik baru telah dibuat lebih tinggi, dilengkapi atap ramah lingkungan yang dapat menampung air hujan. Banyak bangunan di sekitar kota berubah menjadi fasilitas penampungan air, termasuk garasi parkir dan ruang terbuka yang semula berfungsi sebagai teater dan arena olahraga.
Sementara di pelabuhan, paviliun terapung naik selaras dengan ketinggian air. Ini adalah salah satu dari beberapa struktur amfibi yang direncanakan, beberapa di antaranya menyediakan sistem pemurnian air dan panel surya.Â
Strategi-strategi ini hanyalah sebagian dari teknologi dan kebijakan yang telah menempatkan Belanda sebagai yang terdepan dalam pengelolaan air. Belanda terus menemukan cara baru untuk membuat kota lebih tangguh dalam menghadapi bencana alam.Â
Dan seiring naiknya permukaan laut akibat oleh perubahan iklim yang mengancam kota-kota dataran rendah di seluruh dunia, Belanda adalah contoh sempurna untuk berbuat yang terbaik dari apa yang ada.