Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pandangan Krishna, Buddha, Yesus Kristus, dan Nabi Muhammad Sama

1 Maret 2011   01:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:10 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ketika berhadapan dengan Kebenaran, kita baru sadar bahwa pandangan Krishna, Buddha, Kristus, dan para Nabi lainnya sesungguhnya sama.

Memandang kehidupan dari puncak bukit, maka kita tidak lagi melihat batas-batas, karena yang terlihat hanyalah keluasan yang sama. [Inayat Khan]

Ketika kita masih berada di bawah bukit kesadaran, kita sibuk membahas dan berdebat tentang agama karena kita menganggap berbeda. Kita terkungkung pada persepsi sebagai yang paling benar.

Ketika kita masih berada di bawah bukit kesadaran, pandangan kita masih sempit dan sulit bisa melihat dengan jelas esensi Kebenaran dari setiap agama yang ada.

Tetapi . . .

Ketika kita sudah sampai ke atas bukit kesadaran maka akan bisa meluas keluasan yang sama atas Kebenaran yang berbeda dari agama-agama yang ada di dunia ini.

Ketika kita sudah berada di puncak bukit kesadaran, pandangan kita akan menjadi luas dan menyadari, bahwa Kebenaran yang dibawa para Suci dan para Nabi memiliki inti yang sama.

Ketika kita sudah di atas bukit kesadaran, maka kita akan dengan dapat melihat dengan jernih bahwa inti setiap ajaran yang dibawa para Buddha, Yesus Kristus, Nabi Muhammad, Krishna, dan Kong Hu Cu adalah sama.

Jangan berbuat jahat, perbanyak kebajikan, dan sucikan hati dan pikiran.

Bila bisa memahami Kebenaran ini, maka damailah hati dalam menempuh jodoh kehidupan mengikuti ajaran apapun.

Ketika berada di puncak bukit kesadaran, keegoan akan terlepaskan, tidak ada lagi memiliki pandangan sebagai yang paling benar. Tetapi kebenaran itu sudah bisa diimplikasikan dalam kehidupan nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun