Sejatinya cinta yang begitu agung dan mulia. Bagaikan permata. Kini terapung-apung di dunia bagaikan seonggok batu saja.
Cinta tak semestinya bersatu. Mencintai tidak berarti harus memiliki. Demi cinta rela berkorban. Apapun akan kuberikan.
Jangankan emas permata. Hati dan jantung pun kan kupersembahkan. Kalau tidak percaya, belahlah dada ini. Betapa indah dan romantisnya. Bagai kata-kata pujangga.
Tetapi tahukah kita. Berapa banyak anak manusia yang harus kehilangan nyawa dan harapan? Karena cintanya tak dapat bersatu. Dipisahkan oleh keadaan dan perbedaan.
Karena cinta, obat serangga rela jadi minuman ringan. Sampai akhirnya benar-benar mabuk kepayang. Nyawa meregang.
Karena cinta rela melayang di udara dari gedung bertingkat. Tanpa pikir panjang. Lupa kata-kata indah syair pujangga.
Berapa banyak anak manusia yang harus frustasi dan menjadi pemabuk? Karena tidak bisa memiliki orang yang dicintainya.
Kemudian, jangankan emas permata atau hati dan jantung. Sesuatu yang murah meriah pun tak bisa diberikan. Yaitu perhatian dan pengertian.
Apakah itu cinta?
Cinta lebih menjadi omong kosong. Kata-kata cinta tak lebih dari obat bius saja. Kata-kata sakti untuk menghipnotis.
Karena cinta begitu mudah diucapkan. Begitu mudah merangkainya dalam kata demi kata.
Sekarang menjadi pertanyaan. Ketika seseorang mengucapkan "cinta". Cinta apa ini?