Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menyembah yang Berbentuk dan Tiada Bentuk, Siapa yang Paling Baik?

30 Oktober 2012   11:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:13 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Antara memuja yang berbentuk dan tidak berbentuk pada akhirnya nilainya bisa menjadi sama. Berhala. Kemelekatan.

Hal ini akan terjadi menjadi kesesatan. Bila tidak mampu membebaskan diri pada sesuatu yang berbentuk atau tanpa wujud. Tidak mampu melampaui akan sesuatu yang ada dan tiada.

Ketika memuja terikat kepada yang berbentuk membuat kita bahwa itu adalah kebenaran. Padahal yang berbentuk itu hanyalah jembatan untuk menuju kepada kebenaran.

Begitu pula yang menyembah kepada yang tiada wujud. Bisa saja tanpa sadar menciptakan wujud itu dalam imajinasinya.

Pada akhirnya, klaim sebagai yang terbaik seringkali menjerumuskan kita pada penghakiman. Padahal penghakiman itu ada Hak Tuhan.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun