Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memberi, Rela atau Enggan Sih?

10 Oktober 2011   05:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:08 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bagi yang memiliki iman. Memberi adalah perbuatan yang nyaman untuk dilakukan. Bagi yang memilih hidup aman. Memberi itu adalah beban, sehingga ada rasa enggan untuk melakukan.

#
Dalam setiap ajaran agama. Memberi adalah kewajiban bagi setiap umatnya. Dengan berbagai penyebutannya tapi tetap tujuannya adalah sama.

Berderma, berdana, berzakat, atau persepuluhan adalah sebagai bentuk rasa syukur dan berterimakasih. Peduli pada sesama. Melatih kerelaan dan ketulusan.
Tak dipungkiri juga bahwa memberi untuk mengharapkan menerima di kemudian hari.

Pada intinya setiap ajaran agama juga berbicara tentang nilai yang sama. Memberi bukan tergantung berapa banyak yang bisa kita berikan. Tapi berapa besar ketulusan dibalik pemberian itu. Itulah nilai yang sesungguhnya.

Seorang pengusaha memberi 10 juta dalam nominal. Tentu lebih besar daripada seorang tukang becak yang hanya memberi 10 ribu.
Tapi bila bicara ketulusan. Saya berani mengatakan bahwa seorang tukang becak lebih tulus pemberiannya.

Apa sebab? Seorang pengusaha memberi 10 juta tentu nilainya tak seberapa. Bila dibandingkan dengan hartanya yang mencapai miliaran. Tapi seorang tukang becak memberi 10 ribu. Sangatlah besar jumlahnya. Sebab itu hanya harta yang dimilikinya.

Ditambah lagi. Sebagai seorang pengusaha yang hitungannya selalu bisnis. Bisa saja dengan memberi 10 juta. Ia berharap mendapatkan 10 miliar.
Berbeda dengan hitungan seorang tukang becak yang jauh dari hitungan bisnis.

Memberi ada hubungannya dengan hidup dalam iman dan rasa aman. Orang yang memiliki iman akan merasa nyaman untuk memberi. Walau masih kekurangan.

Namun bagi yang memilih untuk hidup aman. Walau berlebihan untuk memberi itu ada rasa enggan. Sebab tidak nyaman dan takut kekurangan.

Andaikan hari ini. Kita datang ke sebuah kelas keagamaan. Lalu di atas mimbar penceramahnya berbicara tentang memberi. Meminta kerelaan kita untuk memberi hari itu juga setelah selesai acara.


Katakanlah di dalam dompet kita masing-masing ada selembar seratus ribu. Lima puluh ribu, dua puluh ribu, sepuluh ribu, lima ribu, dan seribu. Masing-masing satu lembar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun