Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jantan! Adakah Aku Memilikinya???

26 Maret 2010   00:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:11 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_102522" align="aligncenter" width="200" caption="kfk.kompas.com/"][/caption]

" AKU HARUS BERANI UNTUK MENERIMA KESALAHAN TANPA MEMBERIKAN PEMBELAAN DENGAN ALASAN - ALASAN UNTUK MENCARI PEMBENARAN. BERANI UNTUK MENGAKUI SETIAP KESALAHAN DAN MEMPERTANGGUNGJAWABKAN , WALAUPUN ITU MEMALUKAN. BERJANJI DAN SEKUAT TENAGA UNTUK TIDAK MENGULANGI SEBUAH KESALAHAN LAGI DENGAN TEKAD YANG KUAT. " ______________________________ Berapa kali aku telah dengan memalukan lari dari sebuah kesalahan dan menutupinya dengan pembelaan diri dan pembenaran? Betapa pengecutnya aku , tidak dapat dengan berani mengakui akan kesalahan yang telah aku lakukan, tetapi justru hanya berani untuk melarikan diri dari kesalahan. Betapa hanya beraninya untuk mengulangi lagi kesalahan - kesalahan yang telah pernah aku lakukan. Dengan tanpa rasa malu untuk terus mengulanginya. Betapa pengecut dan kerdilnya diriku , hanya berani melakukan kesalahan namun malu dan menutupi hati untuk mengakuinya. Seharusnya aku sadar, bahwa aku adalah seorang lelaki yang seharusnya bisa menjadi lelaki yang sejati dan jantan, selalu dapat bertanggung jawab atas setiap kesalahan yang telah dilakukan. Afirmasi : Aku harus berani untuk mengakui setiap kesalahan sebagai wajud tanggung jawb dari kesalahan tersebut. Selalu berani dalam kebenaran, walaupun harus disalahkan. Memupuk selalu keberanian untuk tidak melakukan kembali kesalahan yang sama! DOA : Tuhan...aku tidak boleh hanya dapat memohon ampun atas kesalahan-kesalahanku dan kemudian mengulanginya lagi, walau pun aku tahu, Engkau maha Pengampun.Tuhan, semoga rasa malu selalu dapat menyadarkan aku untuk menjadi berani bertanggung jawab atas kelsalahan-kesalahan yang aku lakukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun