Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bagaimana Menulis yang Baik, Bagus, dan Benar?

7 Januari 2013   13:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:24 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Andaikan saja ada yang mengajukan pertanyaan seperti judul di atas, maka pasti akan langsung saya jawab: TIDAK TAHU!


Ya, tidak tahu. Karena saya sendiri sampai saat ini jujur belum tahu tulisan yang baik, benar, dan bagus itu seperti apa.


Namun bila ada yang ingin tahu gampang sekali. Dengan mudah sekali akan menemukannya dengan menggunakan mesin pencari Google.


Pasti akan banyak sekali referensinya. Tinggal baca dan hafalkan di luar kepala. Saya percaya itu, walau belum pernah mencobanya he he he....


Sekali lagi sampai saat ini, saya belum tahu pasti standarnya sebuah tulisan itu dikatakan baik, bagus, dan benar. Minimal teorinya.


Karena saya lebih menyakini tulisan yang memenuhi ketiga kriteria itu adalah bila sebuah tulisan itu murni mengalir dari hati.

Yang kemudian diterjemahkan oleh pikiran dan jemari tangan kita.


Kalau sekadar teori saya kira gampang mempelajarinya. Tetapi untuk bisa menulis dengan ketulusan hati itu sangat tidak mudah.


Betapa indahnya ketika apa yang kita tulis lahir dari samudra hati dan dapat menyentuh hati pembaca. Bukan mampir ke otaknya.


Ini tidak bisa dipelajari dengan membaca teori-teori. Tapi harus kita selami sendiri dengan mempraktikkannya. Meletakkan jiwa kita dalam setiap kata-kata. Menjadikan setiap kata itu bernyawa.


Ini perlu proses. Sampai kita merasa nyaman dan nikmat dalam proses menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun