Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pak Tjiptadinata Effendi Kena Lockdown

1 Agustus 2020   21:04 Diperbarui: 2 Agustus 2020   06:59 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : kompasiana.com


 Katedrarajawen _"Tega nian." teriak saya. Walau itu di dalam hati teriakan itu. Jadi tidak usah heboh. Tidak akan terdengar oleh siapa-siapa. Jangan sampai bocor ke Pengelola Kompasiana. 

Ini hanya spontanitas, ketika membaca komentar Pak Tjiptadinata Effendi, kompasianer senior yang paling setia di dunia. Komentarnya ada   DI SINI.

Saya pikir juga komentar beliau yang tertulis hanyalah spontanitas. Tidak ada maksud mengadu atau mengeluh soal kondisinya. Menurut saya sekadar bercanda. Tidak lebih. 

Masalahnya spontanitas itu biasanya menggambarkan sebuah kejujuran. 

Jujur, saya terhenyak membaca dan mengetahui mulai 2020 ini Pak Tjipta semua artikel yang ditulis sepenuh jiwa, raga dan paket data terkena lockdown jadi Artikel Utama oleh pihak Kompasiana.

Otak saya yang kecil ini sampai tak habis pikir, sebab sebelumnya tulisan beliau menjadi langganan AU. Kok bisa, waktu itu saya tidak habis pikir juga. 

Apa karena tulisan beliau sekarang mengandung Virus Corona atau Covid-19 ? 

Apabila tulisan si Katedrarajawen tidak pernah masuk jadi Artikel Utama, itu hal yang wajar. Ibarat uang itu cuma tulisan recehan. Tidak bermutu. Wajar. Tidak mungkin akan ada yang mau protes. 

Saya perhatikan, sejak zaman purbakala di Kompasiana, biasanya tulisan kompasianer luar negeri itu bisa dengan mudah melenggang masuk AU. Ada semacam prioritas, karena menulis sesuatu yang tidak bisa ditulis kompasianer lokal. 

Mengapa tulisan Pak Tjipta seakan tak lagi menjadi perhatian. Ada apa ini sebenarnya? Padahal kesetiaan dan kecintaan beliau tak diragukan lagi. Boleh dibelah, pasti ada tulisan 'Kompasiana'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun